Perencanaan Usahatani Tanaman Jagung Hibrida Skala 1 Hektar Di Daerah Istimewa
Yogyakarta
Oleh:
Dyah Budibruri Wibaningwati
Dosen Tetap Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian
Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:dyah_buds@yahoo.co.id
ABSTRACT
The purpose of this research is
analyzed the hybrid corn farm cost
structure scale 1 acre. The other
purpose is identify the potential for
cultiated hybrid corn development intensively on Daerah Istimewa
Yogyakarta. The cost structure datas
analized in tabulation. The feasibility
analysis counted by using break even points ( BEP ) methods, R/C and B/C ratio. The result of this study show that hybrid
corn cost structure indicate for fixed cost is 2.017.800 rupiahs, Variable cost
is among 2.765.000 rupiahs and total cost amounting to 5.261.080 rupiahs. The revenue is 11.200.000 rupiahs and farm
income is 5.938.920 rupiahs.. The
break even points counted 2.679.681
rupiahs per each planting season, or
produced among 3.829 kg for each planting season or price of selling is around 329 rupiahs/kg. R/C Ratio indicated its value 2,129 and B/C
ratio obtained value of 1,129. Both ratio are
indicated that their numbers
greater than 1 (one) which it means that
the hybrid corn development in Daerah
Istimewa Yogyakarta was feasible.
Keywords: break even point, hybrid corn
farming, corn planting planning, cost structure,
feasibility study.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah
menganalisa struktur biaya usaha
tani jagung hibrida
dalam skala 1 hektar.
Tujuan lainnya adalah mengidentifikasi potensi pengembangan budidaya
jagung hibrida monokultur
secara intensif di Daerah Istimewa Yogyakarta. Data struktur
biaya yang diperoleh akan dianalisa secara tabulasi. Pada analisa kelayakan usahatani jagung
hibrida akan dihitung dengan menggunakan metode break even point (BEP), R/C dan B/C Ratio. Hasil
pembahasan terhadap struktur biaya usahatani jagung hibrida menunjukkan nilai
biaya tetap sebesar Rp. 2.017.800, biaya variabel sebesar Rp.2.765.000. Biaya produksi total sebesar
Rp.5.261.080. Penerimaan usahatani ini
adalah 11.200.000 dan pendapatan sebesar Rp. 5.938.920. Nilai break even point
atau titik untung
dan titik tidak rugi jika
penerimaan yang diperoleh petani
sebesar Rp.2.679.681 per
musim tanam , produksi sebesar 3.829 kg per
musim tanam , atau
harga jual sebesar Rp.329/kg . Analisa R/C Ratio menunjukkan nilai sebesar 2,129 dan analisa B/C Ratio
didapat nilai sebesar 1,129. Kedua ratio
tersebut menunjukkan angka lebih besar dari 1 (satu) yang berarti bahwa
pengembangan jagung hibrida di Daerah Istimewa Yogyakarta layak untuk dikembangkan.
Kata Kunci: BEP, usahatani
jagung hibrida, perencanaan penanaman jagung,struktur biaya, kelayakan usaha.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Peminatan
Siswa-Siswi SMA di Kota Bogor ke Bidang Pertanian
Oleh:
Linar
Humaria
Dosen Tetap Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian
Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:linar.humaira@yahoo.com
Abstract
The Indonesian agricultural
development faced the decreasing of young people’s interest of agriculture, especially
in all of agriculture study programme in all university in all place in
Indonesia. Based on that matter should
be done the analysis of the Bogor high school students’s interest to continue their
education to agriculte faculty. This
research conducted in april s.d. June 2010 and the location was purposivly determined
in three high schools. They were Kornita
high school, Taruna Andhiga high school and PGRI III high school. This research
is the quantitative study. Respondents sample of this research done by survey method.
Survey done to all the graduated students in three high scholl school year 2010
/ 2011. Datas collected in this research is the primary and secondary. Datas
processed in tabulatif method then explaining descriptively. The research
result showed that all students in Kornita high school, PGRI III high school
and Taruna Andhiga high school who wish to continue their education in
agriculture faculty on average less than 20 percent, and the students that have
no intention to achieve their highest percentage was reached 58,49 percent. The
biggest percentage of the school year 2010 / 2011 who wish to continue
education to agriculture faculty was PGRI III high school amount 22,50 percent,
secondly, Taruna Andhiga high school was with rate 19,05 percent and Kornita high
school that rated 10,87 percent.
Key words: Agriculture,
Decreasing interest, High school student.
Abstrak
Pembangunan pertanian
Indonesia dihadapkan pada persoalan penurunan minat belajar generasi muda
terhadap bidang ilmu pertanian, khususnya pada berbagai program studi bidang
pertanian di berbagai universitas di daerah.
Untuk
itu perlu dilakukan analisis minat siswa-siswi SMA di kota Bogor untuk
melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Pertanian pada umumnya. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan April s.d. Juni 2010 dan penentuan lokasi
ditentukan secara berkesengajaan di tiga sekolah yaitu SMA Kornita, SMA Taruna
Andhiga dan SMA PGRI III Bogor.
Penentuan ketiga SMA tersebut dilakukan secara berkesengajaan. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penentuan responden sampel penelitian ini dilakukan secara survei
terhadap seluruh siswa-siswi lulusan diketiga sekolah yang diteliti tahun
ajaran 2010/2011. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer
dan sekunder. Data diolah olah secara
tabulatif kemudian dipaparkan secara
deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa seluruh lulusan SMA Kornita, SMA PGRI III, dan SMA
Taruna Andhiga yang berminat masuk melanjutkan pendidikan mereka ke fakultas
pertanian rata-rata kurang dari 20 persen dan yang tidak berminat mencapai
persentase tertinggi yaitu mencapai 58,49 persen. Persentase terbesar siswa-siswi lulusan tahun
akademik 2010/2011 yang berminat melanjutkan pendidikan tingginya ke fakultas
pertanian adalah lulusan SMA PGRI III yaitu 22,50 persen, kedua adalah lulusan
SMA Taruna Andhiga dengan persentase 19,05 persen dan SMA Kornita persentase
peminat fakultas pertanian hanya 10,87 persen dari total jumlah lulusannya.
Kata Kunci:
Pertanian, Penurunan minat, murid sekolah menengah atas.
oleh:
Reny Andriyanty
Dosen Tetap Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian
Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:r.andriyanty.gmail.com
Abstract
Corn
demand in Indonesia increased by 5.2 % per year that derived by 1.8 % population
growth per year and consumption growth
of per capita 3.3 %. While corn
production increased 4,69 % per year growth that derived from the growth of
acreage amount 0.95 % and growth of productivity 3,70 %. In year 2003,
Indonesia imported corn 1.3 million
tons. That mean the domestic corn product must keep revved up in order to
fulfill the domestic corn demand. This
study analyzed factors that affects the demand of corn for food and corn needs
for fodder. Datas have been analyzed by establishing
econometrics corn demand in indonesia model. It
distinguished on two segments, namely demand for corn for food and
demand for corn for fodder. The econometrics model constructed by two methods
least square (2 SLS ) with SAS computer programs. Corn demand equation for food etimates influced by the domestic
real price variable, the real domestic soybean price in indonesia, the amount
of Indonesia people, the real income of Indonesian and the lag corn demand for
food. Otherwise, the corn demand for
fodder affected by the domestic real corn price variables, the real price of
fodder, the number of fodder industry, the amount of poultry population, and
lag of corn demand for fodder. Significant variables that
affecting the corn demand for food are the real income of Indonesia people and
the lag corn demand for food. In the
other side, variables such as the real price of fodder and lag of corn demand
for fodder, significantly influenced the the corn demand for fodder in
Indonesia nowadays.
Keywords: Corn, demand for food, demand for
fodder, income, corn price.
Abstrak
Permintaan jagung meningkat sebesar
5,2% per tahun yang berasal dari perttumbuhan penduduk sebesar 1,8 % per tahun
dan pertumbuhan konsumsi per kapita 3,3 %. Sementara produksi jagung meningkat
4,69 % per tahun yang berasal dari pertumbuhan luas areal sebesar 0,95% dan
pertumbuhan produktivitas sebesar 3,70 %. Pada tahun 2003, Indonesia mengimpor
jagung sebanyak 1,3 juta ton. Dengan demikian, kedepan produksi jagung dalam
negeri perlu terus dipacu agar mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk
itu perlu dianalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan jagung
untuk kebutuhan pangan dan kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak. Data dianalisis dengan membentuk model ekonometrika permintaan jagung di
Indonesia yang akan dibedakan atas dua segmen, yaitu permintaan jagung untuk
pangan dan untuk pakan ternak. Model
ekonometrika yang dibentuk akan dianalisis dengan metode Two Stage Least Square (2SLS) dengan program komputer SAS. Untuk persamaan permintaan jagung untuk
pangan diduga dipengaruhi oleh variabel harga riil jagung dalam negeri, harga
riil kedelai dalam negeri, jumlah
penduduk Indonesia, tingkat pendapatan riil penduduk Indonesia, dan lag
permintaan jagung untuk pangan.
Persamaan permintaan jagung untuk pakan diduga dipengaruhi oleh
variabel-variabel harga riil jagung dalam negeri, harga rill pakan ternak,
harga rill pakan ternak, jumlah industri pakan, jumlah populasi unggas, dan lag
permintaan jagung untuk pakan ternak. Variabel-variabel yang signifikan
mempengaruhi jumlah permintaan jagung untuk pangan adalah variabel tingkat
pendapatan riil penduduk Indonesia dan variabel lag permintaan jagung untuk
pangan. Sementara variabel-variabel yang
signifikan berpengaruh terhadap permintaan jagung untuk pakan ternak adalah
harga riil pakan ternak dan lag permintaan jagung untuk pakan.
Kata Kunci: Jagung,
permintaan untuk pangan, permintaan untuk pakan, pendapatan, harga jagung.
DI
KAWASAN KTM TAMBORA BERDASARKAN HIRARKI RUANG
Oleh:
Sari Anggarawati
Dosen Tetap Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian
Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:sarianggarawati@yahoo.com
Abstract
Empowering approach is approach
that assume the community have biggest potential in participate in
development. Through the development
from lower society (bootom up planning), the society has diggen theirs ability to
be part of process of economics development the region itself. The aim of this research is formulated
potential and problem of business and community institutional and build
economics development and community institusional and related sectors concepts.This
research conducted in KTM Tambora Wwest Nusa Tenggara which includes two
sub-districts namely Sanggar and tambora sub-districts. The research conducted
from November 2010 till March 2011. The
result of this research showed that
agricultural potentials that could be developed in KTM Tambora area for the
plantation was coffee and cashew guava,
crops are corn and beef cattle crops. Institutions that are maintenanced
are the institutions who support agricultural activity or even economic such as
Gapoktan, farmes groups, cooperatives, supported institution from agricultural
activity (PPL, agricultural production facilities suppliers, and harvest marketing). According to the Spatial hierarchy, the concept of economics community development can be grouped into three areas namely the KTM Center, KTM sub-center meeting,
and villages/UPT that produced agricultural
production.
Keywords: Agriculture, Institutional, Empowering, Spatial hierarchy, Concept
Abstrak
Pendekatan
pemberdayaan adalah pendekatan yang memandang bahwa masyarakat
memiliki potensi-potensi yang sangat besar dalam turut serta dalam pembangunan.
Melalui pembangunan yang bermula dari bawah (bottom up planning), masyarakat
digali kemampuannya agar dapat menjadi bagian dari proses pengembangan ekonomi kawasannya
sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah: merumuskan potensi dan masalah pengembangan usaha ekonomi
dan kelembagaan masyarakat dan menyusunnya konsep
pengembangan ekonomi dan kelembagaan masyarakat beserta sektor-sektor terkait
yang terlibat. Penelitian ini dilaksanakan
di KTM Tambora Nusa Tenggara Barat, yang meliputi dua kecamatan, yaitu
Kecamatan Sanggar dan Tambora. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan
pada Bulan November 2010 – Maret 2011. Hasil
penelitian ini adalah bahwa potensi pertanian yang dapat dikembangkan
di kawasan KTM Tambora untuk tanaman perkebunan adalah kopi dan jambu mete,
tanaman pangan adalah jagung dan ternak sapi. Kelembagaan
yang dikembangkan adalah kelembagaan yang mendukung
kegiatan pertanian ataupun perekonomian seperti Gapoktan, kelompok tani,
koperasi dan kelembagaan penunjang dari kegiatan pertanian (PPL, penyedia
saprotan dan pemasaran hasil). Sesuai dengan hirarki tata ruang,
konsep pegembangan ekonomi masyarakat dikelompokkan menjadi tiga wilayah, yaitu
Pusat KTM, Subpusat KTM dan Desa-desa/UPT menghasil produksi pertanian.
Kata
Kunci: Pertanian, Kelembagaan, Pemberdayaan, Hirarki
Ruang, Konsep
Oleh:
Sugeng Riyanto dan Reny Andriyanty
Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian
Universitas Nusa Bangsa
Abstract
The
silk industries in indonesia have not showed better development, although it already begun in early sixties.
It happened because most of silkworms farmers have a lot of difficulties in
terms of cultivation, so they gained minimum benefits. In 1997 RI forestry
department formed a cooperation with the farmer organisation named Kelompok
Tani Tekad Maju in silkworms cultivation in sub-district of Cikidang
Sukabumi districts of West Java
province. This study aimed to identify internal and external factors that
affect the silkworms cultivation of Kelompok Tani Tekad Maju and analyzed all
of alternative strategy that can be use in forward planning. The study is done for 1 (one) month This
study used primary and secondary acquired through study interviews and
literation searching. The farmer samples determined by census method and all
obtained datas be analyzed by SWOT Analysis. Based on research results, Tekad
Maju farmer groups have the power of excellent quality of having human
resources, their silkworm cultivation infrastructure was adequate, and good
silkworm counselors. But this group also has weakness and obstacles in scarcity
of capital and incorretness cultivation loan distribution time, the few number
of counselors, that it was not maximum and there were not helping of other
financial institution. Based on the SWOT
matrix, the strategy can be applied in forward planning is maximize the cultivation loan for silkworm
production and find the anothers source of capital by utilizing relationship
with other agencies or other investors.
Key words: Silkworm, the internal factor, external factors
strength and weakness.
Abstrak
Usaha
persuteraan alam di Indonesia belum menunjukkan perkembangan yang baik,
walaupun kegiatan persuteraan alam sudah dimulai pada awal dekade 60-an. Hal ini terjadi akibat sebagian besar peterna
ulat sutera mengalami kesulitan dalam hal budidaya ulat sutera, sehingga
manfaat yang diperoleh minimum. Pada
tahun 1997 dibentuk kerjasama antara Departemen Kehutanan dengan kelompok Tani
Tekad Maju dalam budidaya ulat sutera di kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi
Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi usahatani ulat sutera Kelompok Tani Tekad Maju
dan mengetahui alternatif strategi yang dapat dipakai dalam perencanaan
usahatani ulat sutera. Penelitian ini
dilakukan selama 1 (satu) bulan dengan menggunakan data primer dan sekunder
yang diperoleh melalui wawancara dan studi pustaka. Petani responden ditentukan dengan metode
sensus dan data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian, Kelompok Tani
Tekad Maju memiliki kekuatan yang sangat baik karena memiliki sumberdaya manusia
yang berkualitas, sarana prasarana budidaya ulat sutera yang memadai, tenaga
penyuluh ahli yang berkualitas. Namun
kelompok ini juga memiliki kelemahan dan hambatan pada keterbatasan modal dan
distribusi bantuan modal pinjaman tidak tepat waktu, jumlah tenaga penyuluh yang
belum maksimal serta tidak adanya bantuan dari lembaga keuangan lain yang
membantu. Berdasarkan matriks SWOT maka
strategi yang dapat diterapkan dalam perencanaan kedepannya adalah
memaksimalkan modal pinjaman untuk biaya produksi dan mencari sumber modal lain
dengan memanfaatkan hubungan kerjasama dengan instansi atau investor lain.
Kata Kunci: Ulat Sutera,
Faktor Internal, Faktor Eksternal, Kekuatan dan Kelemahan.
Pengaruh Pemberian Pupuk
Kandang Sapi Dengan Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Produksi Tanaman Pak
Choi (Brassica rapa L.)
oleh:
Tiopan Deddy Hutajulu, Aisyah, dan
Dyah Budibruri Wibaningwati
Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa
Abstract
The aim of this
research conduct to find out the impact of manure, urea fertilizer
and in interactions to pak choi’s growth and its production. The method of this study use completed random designed ( RAL ) that have two factorial. First factor is manure (A) and urea fertilizer (B) that each factor has three level, second factor is the dosage of manure and the urea fertilizer with control 0 g (B0), 300 g (A1), 600 g (A2) dan 0 g
(B0), 3 g (B1), 6 g (B2). Each level has 5 repetition. Results of this
study show that manure has high impact to the all researched parameters, they
are leaves length, leaves wide, number of leaves, the diameter, the lofty leaves high, the wet
leaves weight, the dry leaves weight, whose increase the growth and production
of pak choi. The urea application with 3 gram dosage shows significant effect
to measured parameters such as the length of leaves, numbers of leaves and the
lofty of pak choi’s growth. There are
also high interaction from manure and urea application on experiment land. The treatment effect was on parameter observed such as the length and wide of a leaves, number of leaves, lofty plans, the wet
leaves weight, and significant effect on the
parameter observed such as leaves diameter , that increase the
growth of pak choi.
Keywords: Mature fertilizer, Urea, Leaves, Plant growth, Pak Choi
production.
Abstrak
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh pemberian pukan
sapi, pupuk
urea dan interaksi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pak choi. Metode Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial yaitu : Faktor
pertama pukan Sapi (A), pupuk urea (B)
masing-masing faktor memiliki 3 taraf, Faktor Kedua adalah dosis
pukan sapi dan dosis pupuk urea dengan taraf dosis kontrol 0 g (B0), 300 g (A1), 600 g (A2) dan 0 g
(B0), 3 g (B1), 6 g (B2) Tiap taraf memiliki 5 ulangan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian pukan berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter
yang di amati yaitu panjang daun, lebar
daun, jumlah daun, diameter tajuk, tinggi tajuk, berat basah tajuk, dan berat
kering tajuk, yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman pak
choi. Pemberian pupuk urea pada dosis 3
g berpengaruh sangat nyata terhadap parameter yang diukur yaitu panjang daun,
jumlah daun, tinggi tajuk, pada tanaman
pak choi dan mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi pak choi. Terdapat pengaruh
interaksi sangat
nyata dari perlakuan pemberian dosis pemupukan pada pukan sapi dan pupuk urea di
lahan bedengan. Pengaruh perlakuan
tersebut terdapat pada parameter yang diamati seperti panjang daun, lebar daun,
jumlah daun, tinggi
tajuk, berat basah tajuk, dan berpengaruh nyata terhadap parameter yang
diamati seperti diameter tajuk untuk peningkatan pertumbuhan
tanaman pak choi.
Kata Kunci: Pupuk kandang, Urea, Daun, Pertumbuhan
tanaman, Produksi Pak Choi
===========================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar