Jumat, 22 Maret 2013

Jurnal Nusa Tani Volume 11 Nomer 2 Desember 2011


Analisis Keunggulan Kompetitif  Beberapa Tanaman Tumpangsari
pada Areal Pertanaman Jati Unggul Nusantara Kebun Percobaan UNB
Desa Cogreg

Oleh:
Arif Rachmansyah, Linar Humaira, dan Reny Andriyanty

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa Bogor

Abstract
             The study aims to knowing the economic advantage from tumpangsari plants systems that done by farmer in Jati Unggul Nusantara plantation.  This study analyzed by commodity competitivness method.  Research conducted in the JUN plantation Cogreg village that it located in the Parung sub-district, district of Bogor.  Quantitative datas analyzed were farm financial datas, the competitif advantage of several plants that cultivated by farmers in research area.  Farmers who analyzedin this study, determined by sensus method. Results of this study obtained 4 (four) commodities that have financial feasibility from 8 (eight) commodities who analyzed.  Those four commodities are corn by B/C Ratio value 1,60, sweat potatoes with B/C Ratio 17,91, The B/C Ratio of groundnut value 3.50 and Eggplants with B/C Ratio 9,32.  The result analysis of the Break-Even Point (BEP) indicating that farmer have balanced income when they produced corn about 2.048,61 kgs per hectare and they sold their corn with price Rp. .307,29 each kg.  They producted sweet potato minimal  2.062,61 kgs per hectare with the selling price of Rp. 26,44 each kg. Groundnut had to poduced about 593,75 kgs per hectare with the selling price of  Rp.889,51 each kg, and they produced eggplant minimum 1.937,79 kgs per hectare with the selling price Rp.116,27 each kg.  Competitive advantage analysis showed that corn would be competitive by sweet potato, when it had minimum production 25.134 kgs per hectare or 25,23 tons per hectare with the minimum price Rp.3.770 each per kg. Corn would competed against  peanut if it could be produced with minimum production 18.673 kgs per hectare or 18,6 tons per hectare and the minimum price Rp. 239 each kg. Corn would be competed against eggplant when corn having minimum production 6.012 kgs per hectare or 6 tons per hectare and the minimum price Rp.9.007 each kg.

Keywords: Tumpangsari plants system, Main commodity, Competitivness..

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui manfaat ekonomi dari sistem tumpangsari yang dilakukan petani penggarap di areal pertanaman Jati Unggul Nusantara dengan studi analisis keunggulan kompetitif komoditas beberapa tanaman tumpangsari.  Penelitian dilaksanakan pada  areal pertanaman Jati Unggul Nusantara (JUN) yang terletak di Desa Cogreg, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.  Data dianalisa secara kuantitatif  mencakup analisis finansial usahatani  dan keunggulan kompetitif dari beberapa tanaman  tumpangsari yang dibudidayakan oleh 20 orang petani yang diambil secara sensus.  Hasil Penelitian diperoleh bahwa terdapat 4 (empat) komoditas dari 8 komoditas yang diusahakan yang layak secara finansial, yakni usahatani jagung dengan nilai B/C ratio 1,60, ubi jalar nilai B/C ratio 17,91, kacang tanah nilai B/C ratio 3,50, dan terong nilai B/C 9,32.  Hasil analisis titik impas pulang modal (Break Even Point/BEP) menunjukkan bahwa petani penggarap dapat dikatakan tidak untung dan tidak rugi apabila kapasitas produksi Jagung adalah sekitar 2.048,61 kg/ha dengan harga jual sebesar Rp. 307,29/kg. Ubi Jalar sekitar 2.062,61 kg/ha dengan harga jual Rp. 26,44/kg. Kacang Tanah sekitar 593,75 kg/ha dengan harga jual Rp. 889,51/kg, dan terong sekitar 1.937,79 kg/ha dengan harga jual Rp. 116,27/kg.  Hasil analisis keunggulan kompetitif menunjukkan bahwa Jagung akan kompetitif dengan ubi jalar, apabila memiliki produksi minimum 25.134 kg/ha atau 25,23 ton/ha dengan harga minimum Rp. 3.770 per kg. Jagung akan kompetitif terhadap kacang tanah, bila jagung dapat diproduksi dengan produksi minimum sebesar 18.673 kg/ha atau 18,6 ton/ha dan harga minimum Rp. 239 per kg. Jagung akan kompetitif terhadap terong apabila jagung memiliki produksi minimum 6.012 kg/ha atau 6 ton/ha dan harga minimum Rp. 9.007/kg.

Kata Kunci : Tanaman tumpangsari, komoditas unggulan, Keunggulan Kompetitif.


Kelayakan Finansial Usahatani Buah Naga Di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

Oleh:
Chuzaimah Anwar

Dosen Tetap Program Studi  Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas IBA Palembang
Email: chuzaimah@yahoo.co.id


ABSTRAC

             This study aims to analyze the dragon fruit feasibility study. This research conducted in Lubuk Lancang village district of Banyuasin south sumatra province. Research conducted in july 2011. Datas used in this research are primary and secondary data.  Data obtained from primary  and secondary respondents through an interview.  Secondary data taken from the agencies who involved in this research. The justification samples methods used purposive sampling method.  Results of this research show that the investment cost equaled 247.600.000 rupiahs for 1 hectare.  The invesment criteria used B?C Ratio  and NPV.  Based on the result of analysis obtained B/C net value ratio is 1,77 while the NPV that used the discount rate 15 percent valued 723.332.552 rupiahs. From the both of the criteria using in this reasearch determined that dragon fruit farm worthy to be implemented.

Key words: the investment, operational cost, financial feasibility.

ABSTRAK

             Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial usahatani komoditi buah naga . Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lubuk Lancang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli  2011.  Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.  Data primer diperoleh dari responden melalui wawancara langsung dan data sekunder yang diambil dari instansi yang terkait. Penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa  biaya investasi yang dibutuhkan  pada luasan 1 hektar adalah sebesar Rp. 247.600.000. Kriteria investasi yang dipakai menggunakan net B/C dan NPV. Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial usahatani buah naga diperoleh nilai net B/C sebesar 1,77 sedangkan untuk nilai NPV menggunakan discount rate 15 persen adalah  sebesar Rp. 723.332.552.  Dari kedua nilai kriteria investasi tersebut, maka usahatani buah naga dinyatakan layak untuk dilaksanakan.

Key Wordsbiaya investasi, biaya operasional, kelayakan finansial.


Pengaruh Mutilasi dan Ablasi Terhadap Molting Kepiting Bakau (Scylla serrata) Sebagai Kepiting Lunak

Oleh:

Khairiah, Supriyono Eko Wardoyo, dan Pasril Wahid

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa

ABSTRACT

             Soft crabs that are more expensive than regular crab, that having carapace, in nature and in culture very difficult to find. This study aimed to get the soft crabs more easily controlled the number  of molting in culture, by the method of mutilation and ablation. Thus the supply in market will be able to meet existing demand   Four treatment techniques had been implemented namely mutilation, ablation, ablation + mutilation, and controls which each performed four replications. Complete Randomized Desaign  (CRD) was used because the experiment was conducted in a fairly homogeneous patch of tambak pond. Experimental unit in the form of bamboo pen cages with the size of 2x1x1m filled with 20 crabs.  All experimental crabs were ready for molting (black color) even with 40-90 g of varied sizesThe results showed that each week until the third week, the average number of crabs per unit experiment with techniques of mutilation was always having highest  of molting number, respectively 1.00, 3.25, and 11.00 crabs and having the lowest mortality rate, respectively  0. 25, 1.75, and 1.25 crabs, compared with the ablation, mutilations + ablation technique, and control. Statistically  four treatments in molting, in week two and  three was significantly different, eventhough in mortality was not.

Keywords: mangrove crab (Scilla serrata), soft crabs,  skin crab, mutilation, ablation.

ABSTRAK

             Kepiting lunak yang  harganya lebih mahal dari kepiting biasa berkarapas, di alam maupun dalam budidaya sangat susah ditemukan.  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kepiting lunak yang lebih mudah terkontrol jumlahnya dalam budidaya,  dengan metoda mutilasi dan ablasi.  Dengan demikian dalam  pasar ketersediaannya akan dapat memenuhi permintaan yang ada. Empat perlakuan telah dilaksanakan yaitu teknik mutilasi, ablasi, mutilasi+ablasi, dan kontrol dengan masing-masing dilakukan empat kali ulangan.  Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan karena percobaan ini dilakukan di suatu petak tambak yang cukup homogen.  Unit percobaan berupa keramba bambu tancap ukuran 2x1x1m yang diisi 20 kepiting.  yang semua kepiting dalam percobaan siap molting  (warnanya hitam) meskipun dengan ukuran yang bervariatif 40-90 g .  Hasil penelitian menunjukan bahwa tiap minggu sampai pada minggu ke tiga  rata-rata jumlah kepiting per unit percobaan dengan teknik mutilasi selalu tertinggi terjadinya proses molting yaitu masing-masing 1,00; 3,25; dan 11,00  ekor dan mortalitasnya terendah yaitu 0,25; 1,75; dan 1,25 ekor dibanding dengan teknik ablasi, mutilasi+ablasi; dan kontrol.  Secara statistik ke empat perlakuan dalam molting pada minggu ke dua dan ke tiga berbeda nyata meskipun dalam mortalitas tidak.

Kata Kunci: Kepiting bakau (Scilla serrata), kepiting lunak, cangkang, mutilasi, ablasi.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pemberian Dekomposer pada Proses Pembuatan Kompos Cair Berbahan Sampah Rumah Tangga dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus tricolor L.)

Oleh:

Rakhno, Karmanah, dan Dyah Budibruri Wibaningwati

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa Bogor

Abstract

             Organic Fertilizer material is useful for the agricultural production increase both quality and quantity, reduce environmental pollution, and improve sustainably the quality of land.  Fertilizer added into the ground will have several times phase reshuffle by microorganisms into the ground to humus or organic matters ground.  The aim of this research is knowing influence the use of bacteria dekomposer in making compost liquid organic waste made from household and knowing influence the use of liquid compost household trash on the growth of the plant spinach.  This research has been conducted from june to august 2010 located in green house PT. Asabi Pakuan in ciheleut bogor. This research using design experiment ( RAL ) with three draft random complete the treatment, where every treatment repeated about three trials.  The result showed that granting dekomposer explicitly expedite the decomposition organic waste, household where liquid compost with potassium dekomposer em-4 produce the highest.  On the treatment with liquid compost dekomposer bio inokula on plant spinach unplug produce growth compared with compost best liquid without dekomposer and compost liquid by dekomposer em-4.

Keywords: Spinach, organin Fertilizer, non-organi fertilizer, liquid compost, decomposer.

Abstrak

             Bahan pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Pupuk yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus atau bahan organik tanah.  Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan bakteri dekomposer dalam pembuatan kompos cair berbahan sampah organik dari rumah tangga dan mengetahui pengaruh penggunaan kompos cair dari sampah rumah tangga terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut.  Penelitian ini laksanakan pada  bulan  Juni sampai  Agustus 2010 yang berlokasi di Green house PT. ASABI Pakuan Ciheleut Bogor.  Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan tiga perlakuan, dimana setiap perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dekomposer secara nyata mempercepat proses penguraian sampah organik rumah tangga, dimana kompos cair dengan dekomposer EM-4 menghasilkan kandungan Kalium tertinggi.  Pada perlakuan pemberian kompos cair dengan dekomposer Bio Inokula pada tanaman bayam cabut menghasilkan pertumbuhan terbaik dibandingkan dengan kompos cair tanpa dekomposer dan kompos cair dengan dekomposer EM-4.

Kata kunci: Bayam, Pupuk organik, pupuk kimia, ,kompos cair,dekomposer.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Minat dan Ekspektasi Siswa-Siswi SPP Ciganjur Untuk Berkarir atau Berbisnis 
di  Bidang Pertanian


oleh:
Reny Andriyanty
Dosen Tetap Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:r.andriyanty.gmail.com

Abstract

             The importance of the agriculture in the future required of high qualitative and quantitative agricultural human resources and they must be sustainable. However, isril berd ( 2011 ) there ' s a phenomenon the decrease in the number of employment in agriculture. Based on the data of year 1970 number of people employed in farming reached 69,03 percent, whereas in 2006 declined so 50,36 percent and this year will be less than 50 presen employment in agriculture. The aim of this research was to find out of expectation or hope of the graduated students in SPP Ciganjur academic year 2010/2011 to agricultural as their future work place and their future source of income. This research conducted in april till June 2010 and the location is determined purposively in Agriculture High School in Ciganjur South Jakarta. This research was the quantitative study. The sample of the research done by survey method to all  graduated students of SPP ciganjur academic year 2010 / 2011. The result of this research showed that 40.28 percent of their parents’s job was self-employed. Fifty percent of their parents earned less than 1 million rupiahs per month. The observation of interest of graduted students in SPP Ciganjur academic years 2010/2011 to continue their higher education determined that they intend to continue their studies to a higher level. Agribusiness was the highest interest students, who want to reach their job or doing business in agricultural sector with value 36,99 percent.  56,94 percent graduated students expected to be an entrepreneur in the agricultural sector and plantation.  Earnings that they expected to achieve between 1 million till  3 million rupiahs per month and it reached 37,50 percent. The willingness of graduated students to develop their agricultural career or business outside java reached 55,56 percent

Key words:    Students, Agriculture development school, Expectations, Interest, Agriculture higher education..

Abstrak

             Pentingnya peranan pertanian di masa depan, maka diperlukan sumber daya manusia bidang pertanian dalam jumlah besar yang tangguh dan berkesinambungan.  Namun menurut Isril Berd (2011), terdapat fenomena menurunnya jumlah tenaga kerja dibidang pertanian.  Berdasarkan data tahun 1970 persentase jumlah orang yang bekerja dibidang pertanian mencapai 69,03 persen, sedangkan tahun 2006 menurun jadi 50,36 persen dan tahun 2010 ini akan kurang dari 50 presen tenaga kerja  dibidang pertanian.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ekspektasi atau harapan akan bidang pertanian sebagai sumber pendapatannya di masa depan bagi siswa-siswi tahun akhir tahun ajaran 2009/2010 SPP Ciganjur.  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s.d. Juni 2010 dan penentuan lokasi ditentukan secara berkesengajaan di Sekolah Pendidikan Pertanian Ciganjur.  Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.  Penentuan sampel penelitian ini dilakukan secara survei terhadap seluruh siswa-siswi SPP Ciganjur tahun akhir tahun ajaran 2010/2011.  Hasil penelitian ini adalah bahwa 40,28 persen pekerjaan orang tua lulusan SPP Ciganjur TA 2010/2011 adalah sebagai wiraswasta.  Dan 50 persen orang tua siswa-siswi lulusan SPP Ciganjur TA 2010/2011 berpenghasilan kurang dari Rp.1 juta per bulannya.  Pegamatan terhadap minat pendidikan tinggi yang ingin dicapai oleh lulusan SPP Ciganjur TA 2010/2011 90,28 persen berkeinginan untuk melanjutkan studinya sampai strata satu (S1).  Pengamatan pada sub bidang pertanian yang diminati, 36,99 persen lulusan SPP Ciganjur TA 2010/2011 berminat pada agribisnis.  Cita-cita bidang pertanian yang ingin dicapai lulusan SPP Ciganjur TA 2010/2011 56,94 persen ingin menjadi pengusaha bidang pertanian dan perkebunan.  Pendapatan yang diinginkan dicapai oleh lulusan SPP Ciganjur TA 2010/2011 saat mereka berkarir atau berbisnis bidang pertanian adalah pendapatan antara Rp.1 juta sd. Rp.3 juta per bulannya dan hal ini  mencapai 37,50 persen.  Pengamatan terhadap kesediaan lulusan SPP Ciganjur TA 2010/2011 untuk mengembangkan karir/bisnis bidang pertanian ke luar Pulau Jawa 55,56 persen, mereka menyatakan bersedia berkarir atau berbisnis bidang pertanian sampai keluar Pulau Jawa.

Kata kunci:   Siswa-siswi, Sekolah Pembangunan Pertanian Ciganjur, Harapan, Minat, Pendidikan Tinggi Pertanian.


PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN KOTA TERPADU MANDIRI (KTM) KOBEKULO-KABUPATEN HALMAHERA TENGAH

Oleh:
Sari Anggarawati

Dosen Tetap Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:sarianggarawati@yahoo.com

ABSTRACT

             The development of transmigration housing units has a lot of problems.  Those problems caused decreasing of economic activity in transmigration levels, low income, transmigration village has no attraction for the investor  to develop their businesses, and needs of transmigration people depend from outside. So it is necessary to determine the superior commodities to enhance the economic activity ini KTM kobekulo area.  The research activity held in ktm kobekulo held on august until october 2011 which includes two sub-districts namely Weda and North Weda sub-district and  Central Halmahera district.  The determination of respondents samples used two methods, they were farmers survey method, either transmigration and 60 people local residents and FDG methods to  public figures, farmer groups both from local area and transmigration area.  Datas collected in research is composed of two kinds of data, those were, the primary and secondary data.  All datas will be processed using location quotient methods (LQ) and Bayes method..  The LQ method established the bases sector. Bayes method used' to know which superior commodities to be developed from upstream to downstream. Based on the analysis conducted, this research result indicates that both LQ method or even Bayes method acquired three primary commodity, namely: corn, palm and cocoa, even though there were differences in levels.


Keywords: Transmigration areas, KTM Kobekulo, Superior commodities, LQ method, Bayes method.

ABSTRAK

             Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan unit-unit pemukiman transmigrasi mengakibatkan kegiatan ekonomi di daerah transmigrasi tidak meningkat, pendapatan para transmigrannya tetap rendah, desa transmigrasi tidak memiliki daya tarik untuk para pemilik modal untuk mengembangkan usahanya, kebutuhan masyarakat masih tergantung dari luar pemukiman. Sehingga diperlukan kajian untuk menentukan komoditas unggulan yang mampu menggerakkan perekonomian kawasan KTM Kobekulo.  Kegiatan penelitian dilaksanakan di KTM Kobekulo dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 2011, yang meliputi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Weda dan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah. Untuk penentuan sampel (contoh) responden pada penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu: metode survey terhadap petani, baik transmigrasi maupun penduduk lokal sebanyak 60 orang dan metode FDG terhadap tokoh masyarakat, aparat desa dan kelompok tani dari masyarakat lokal dan transmigrasi . Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari 2 macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Kemudian data akan diolah menggunakan metode Location Quotient (LQ) untuk menetapkan sektor basis.  Metode Bayes untuk mengetahui  komoditas Unggulan yang dapat dikembangkan dari hulu ke hilir.  Berdasarkan analisis yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik menggunakan metode LQ maupun Bayes diperoleh tiga komoditi unggulan yang sama yaitu: Jagung, Kelapa dan Kakao meskipun terdapat perbedaan rangking.

Kata Kunci:  Kawasan transmigrasi, KTM Kobekulo, Komoditas Unggulan,Metode LQ,Metode Bayes

 =========================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar