Karakteristik
dan Perilaku Konsumen Dalam Proses Pengambilan Keputusan Pemilihan Jasa
Pelayanan Kesehatan oleh Dokter dan Herbalis
(Studi Kasus: Klinik Herbal Karyasari ITC
Cempaka Putih Jakarta dan Balai Pengobatan Herbal Karyasai Jati Asih Bekasi)
Oleh:
Edy
Tekat Bronto Waluyo, Sari Anggarawati, dan Dyah Budibruri Wibaningwati
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa Bogor
Abstract
This
study aimed to find out of the common consumers characteristics that using the
Karyasari Herb medicine, analyze the distinction of consumers characteristic
that chose health service by doctor or by herbalist, analyze important factors that affect to the
decision making process to buy herbs medicine, and knowing consumers behaviour
in herbs medicine purchasing. This research
was done at the Karyasari herb clinic located
in itc cempaka putih herbal medicine centre in Jati asih, jatiwaringin bekasi. Both
of Karyasari herbs clinic are chosen because they are the largest and provide heatlh
services treatment by docktor and herbalis, while Karyasari herbs health
services rendered by herbalis. Research conducted from October to December
2011. The sample research was taken purposefully ( purposive sampling ). Collected
datas were primary and secondary datas then they processed in the tabulation method
and their results will be continued in desktiptif analysis. Common
consumers, that chosed health services using doctor and herbalist have characteristics
respondents with age range 40-49 years, mostly women, married, the family
respondents in both groups has relatives 3 up, Javanese, high school graduation, with income levels in the range of Rp
1,000,000,00 till Rp 2,500,000,00. The
differences of consumer’s characteristics between consumer used doctor service
or herbalist based on occupation and the distance of clinic with consumers
location existence. Factors that affecting
the consumer the stage and decision making process that buying Karyasari herbs
were consumer’s main motivation, karyasari’s herbs price, reference from their
own family and others. Consumer’s
characteristic in Karyasari’s herbs purchase deciding were mostly consumers
would buy it regularly and routine in every month. Consumer purchases behavior
after it appears that more than satisfied with 97 % of respondents said
karyasari, the medicinal herbs so 98 % of respondents said they would back to a
clinic or balai herbal medicine karyasari if needed health services. Post purchasing consumer’s characteristic
showed that they satisfied with the Karyasari’s herbs quality and would be back
to the clinic or Karyasari herbs medical centre if they needed medical service.
Keywords: Characteristic
and Consumer behaviour, Heatlth Service by docter and herbal specialist
selecting decesision making process, Herb Clinic,and Herb medicine.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui karakteristik umum konsumen
yang menggunakan Obat Herbal Karyasari, menganalisis
perbedaan karakteristik konsumen antara konsumen yang memilih pelayanan
kesehatan dengan jasa pelayanan oleh dokter atau oleh herbalis, menganalisis
faktor-faktor penting yang mempengaruhi proses dan tahapan pengambilan
keputusan untuk membeli obat, dan mengetahui
perilaku konsumen yang membeli obat Herbal Karyasari. penelitian ini dilakukan di Klinik
Herbal Karyasari yang berlokasi ITC Cempaka Putih dan Balai Pengobatan Herbal
Karyasari di Jati Asih, Jatiwaringin Bekasi. Ke dua klinik herbal Karyasari
tersebut dipilih dalam penilitian ini karena klinik
terbesar dan
memberikan jasa pelayanan pengobatan oleh
dokter dan herbalis, sedangkan Balai Pengobatan Herbal Karyasari jasa pelayanan
kesehatannya diberikan oleh herbalis. Penelitian dilakukan mulai Oktober sampai dengan Desember 2011. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara
sengaja (purposive). Data yang dikumpulkan adalah data primer
dan sekunder yang kemudian diolah secara tabulasi dan hasil penelitian akan
dipaparkan secara desktiptif. Karakteristik
umum konsumen yang memilih jasa pelayahan kesehatan menggunakan dokter dan
herbalis adalah konsumen dengan jangkauan umur 40-49 tahun, perempuan, menikah dan memiliki anggota
keluarga lebih dari 3 orang, bersuku jawa, pendidikan rata-rata SMA dan
memiliki jangkauan tingkat pendapatan Rp.1.000.000 – Rp.2.5.000.000. Perbedaan karakteristik antara konsumen yang
menggunakan jasa dokter atau jasa herbalis tampak pada variabel jenis pekerjaan
dan jarak klinik dengan lokasi konsumen.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses dan tahapan pengambilan keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian obat herbal Karyasari terletak pada motivasi utama
responden membeli obat herbal, harga, referensi dari dalam keluarga dan orang lain pengguna obat herbal
tersebut. Perilaku konsumen
dalam melakukan pembelian obat herbal Karyasari adalah bahwa sebagian besar
melakukan pembelian secara teratur dan rutin sekali dalam setiap bulannya. Perilaku
paska pembelian, konsumen menyatakan
puas terhadap kualitas obat herbal Karyasari, dan menyatakan
akan kembali ke klinik atau balai pengobatan herbal Karyasari apabila
membutuhkan pelayanan kesehatan.
Kata Kunci: Karakteristik dan Perilaku
Konsumen, Proses Pengambilan Keputusan
Pemilihan Jasa Pelayanan Kesehatan oleh Dokter dan Herbalis, Klinik Herbal, Pengobatan Herbal.
Analisis Produktivitas dan Daya Saing Karet di Provinsi Sumatera Selatan
Oleh:
Komala Sari
Dosen Tetap Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian
Universitas IBA Palembang
Email: komalasari@yahoo.co.id
Abstract
This
research aimed to analyze all factors that affected the south sumatera’s rubber
productivity and export Specifically this study analyzed what factors that affectted planting
areas, rubber productivity, south sumatera rubber exports, south sumatera’s
price rubber, exported rubber price, and rubber world price. The scope area of this study contained only
south sumater datas. It is not rubber
datas each district or south sumetra area individually. Datas collected using time series data for 30
(thirty) years from 1977 till 2006. Based
on the estimate in this research found that significant factors affecting rubber
productivity in south sumatra are
varaibles of the acreage prices, urea fertilizer price, TSP fertilizer price, wages,
and labor productivity in south sumatra a year
before. South Sumatera rubber export volume
influenced significantly by production, lag of export price, lag of ratio
between natural rubber world price, Indonesia rubber export volume, and last
year South Sumatera rubber export. The
South Sumatera rubber export price also
significantly influenced by natural rubber world price, lag of exchange rate of
US dollar to Indonesia rupiah, lag of ratio between sintetic rubber world price
and lag of natural rubber world consumption.
Keywords: rubber productivity rubber prices and rubber
export
Abstrak
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan volume ekspor
karet di Sumatera Selatan. Secara
khusus bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi luas areal,
produktuvitas, dan ekspor karet Sumatera Selatan serta harga karet Sumatera
Selatan, harga ekspor karet dan harga karet alam dunia.Ruang lingkup penelitian
ini hanya melihat data karet secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Selatan,
bukan data karet per kabupaten atau wilayah di Sumatera Selatan. Pengumpulan
data mengunakan data historis (time series) selama 30 tahun dari tahun
1977-2006. Berdasarkan hasil estimasi, penelitian
ini menemukan bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi produktivitas karet di Sumatera
Selatan adalah peubah luas areal karet, harga pupuk urea,harga pupuk TSP, upah
tenaga kerja dan produktivitas karet di Sumatera Selatan tahun sebelumnya. Volume ekspor karet Sumatera Selatan
dipengaruhi secara nyata oleh peubah produksi karet Sumatera Selatan, selisih
harga ekspor karet dengan harga ekspor karet tahun sebelumnya, rasio harga
karet alam dunia dengan harga karet alam dunia tahun sebelumnya, volume ekspor
karet Indonesia dan volume ekspor karet Sumatera Selatan tahun sebelumnya. Harga ekspor karet dipengaruhi secara
nyata oleh peubah volume ekspor karet
Sumatera Selatan,produksi karet Sumatera Selatan, harga
karet alam dunia, selisih nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika tahun sebelumnya, , rasio
harga karet sintetik dunia dengan harga karet sintetik dunia tahun sebelumnya,
konsumsi karet alam dunia dan harga
ekspor karet tahun sebelumnya.
Kata Kunci : produktivitas karet , harga karet, dan
ekspor karet
Kondisi
Pra dan Pasca Pembinaan PT. Nestlé Terhadap
Peningkatan Mutu Kopi Petani di Desa Ngarip
oleh:
Reny Andriyanty
Dosen Tetap Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian
Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email: r.andriyanty.gmail.com
Abstract
This
study aimed to analyze pre and post PT. Nestlé
training to the coffee bean farmers in Ngarip village. Based on this matter, this study could get
the detailed comparative analysis that could give full information about
PT. Nestlé training to the farmers. The method of this research used literature
study. In this research conducted an
analysis of KUB-farmers and non-KUB farmers response against training that done
by PT. Nestlé. The Determination of farmers respondents
conducted in accindental sampling, which the number of samples were 30 farmers
member of KUB and 30 farmers that non-member
of KUB. The farmers non-member of KUB
were devided over 15 farmers in the same region with KUB member-farmer and 15
others were in another region outside of the place of PT. Nestlé training. The data used in this research is the primary
and secondary data. Primary data
collected obtained through an interview
with respondents that helped by structured quizioner. Secondary data obtained from various related
parties. All datas collected will be
processed in tabulation then they explained descriptivly. From four package that applied by PT. Nestlé in this training programs, the farming
training aspect, management of a plantation package, information of coffee business and the
marketing solution, that the higher addopted by the most farmers and they bring
real influence in the improving the coffee bean quality in Ngarip village. This training has been able to improve the coffee
bean quality of farmer KUB-member quality.
Before the training applied, coffee bean that produced by the farmer
were produced with more than 20 % water quality and defect of coffee bean more
than 250. After the training, farmers
member of KUB has been able to increased their quality, from non-grade quality
become A1 and A2 coffee bean quality that had water level only 11,5 percent and
defect less than 80.
Keywords: Coffee farmer,
Coffee beans quality, Training, Farming aspect, Coffee marketing
solution.
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan menganalisis kondisi Pra dan Pasca Pembinaan PT. Nestlé Terhadap
Petani Kopi di Desa Ngarip. Sehingga
didapat suatu analisis perbandingan yang dapat memberikan informasi lengkap
mengenai pembinaan yang dilakukan PT. Nestlé kepada petani kopi di desa Ngarip.
Metode penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Dalam penelitian ini dilaksanakan analisis
respon petani KUB dan petani non-KUB terhadap pembinaan yang dilakukan oleh PT.
Nestlé. Penentuan petanin responden
dilakukan secara berkebetulan (accindental sampling) dengan jumlah
sampel 30 petani anggotan KUB (binaan
PT. Nestlé) dan 30 petani kopi sampel non-KUB. Petani non-KUB terbagi lagi atas
15 petani contoh yang berada satu wilayah dengan petani KUB dan sisanya berasal
dari daerah lain diluar pembinaan . Data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan sekunder. Data
primer yang dikumpulkan diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden
dengan bantuan kuisioner terstruktur.
Data sekunder diperoleh dari berbagai pihak terkait. Data yang dikumpulkan akan diolah secara
tabulasi kemudian dipaparkan secara deskriptif. Dari
empat paket program yang diterapkan dalam pembinaan PT. Nestlé kepada petani
kopi desa Ngarip, paket pembinaan aspek perkebunan, paket informasi bisnis
perkopian dan solusi pemasaran hasil yang paling tinggi diadopsi petani dan
membawa pengaruh nyata dalam peningkatan mutu kopi petani di desa Ngarip. Pembinaan ini telah berhasil meningkatkan
mutu biji kopi robusta di tingkat petani.
Sebelum dilakukan pembinaan, mutu kopi yang dihasilkan petani adalah
kopi mutu non-grade dengan kadar air lebih dari 20 persen dan nilai defect
lebih dari 250. Setelah dilakukan pembinaan, petani telah mampu meningkatkan
mutu kopi robusta dari mutu non-grade menjadi mutu A1 dan A2
yaitu biji kopi dengan kadar air 11.5 persen dan defect kurang dari 80.
Kata
Kunci: Petani Kopi, Mutu kopi.Pembinaan, Aspek
perkebunan, Informasi bisnis kopi, Solusi pemasaran hasil.
Peran Kelembagaan Dan Pola Partisipasi Stakeholder Dan
Masyarakat Sekitar Dalam Usahatani JUN
Oleh:
Sari Anggarawati dan Dyah Budibruri Wibaningwati
Dosen Tetap Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian
Universitas Nusa Bangsa Bogor
Abstract
Unggul
Nusantara Teak farming in the Cogrek experiment garden with pattern benefit sharing
involves UBH KPWN, Nusa Bangsa University and farmers. The various parties
involved, requires clarity of roles of each party to this activity can be
carried out smoothly and beneficiary partnership. The purpose of this study was
to describe the characteristics of farmers, to identify the kinds of institutional
participation and involvement in the activities of JUN, compare variety farm
before and after following the partnership and describe JUN partnership Model
in Cogrek. The experiment was conducted at Cogrek experiments gaeden. The
timing took from November till December 2011. Methods of sampling done by the
census of 21 JUN farmers. The data collected consists of primary data and
secondary data. Tabulation and analysis was done with the produce presented in
a descriptive. Most of the farmers involved in farming JUN elderly (≥
60 years), less educated (90.48%), did not have arable land (76.19%) and low
income (≤ Rp.1.000.000). Partnership
model involving UBH JUN-KPWN, Business Partners, LPPM-UNB, Villages and
Farmers. UBH-KPWN institution acting as facilitators, counselors and social
cultivation techniques JUN farmer groups. Business Partners is a provider of
fund / investor. Nusa Bangsa university is providing / land owners and experts
/ academics in the field of research, while farmers are maintaining and
managing farm JUN. Pattern of farming is
done before following JUN pattern partnership is planting vegetables, pulses,
spices / medicinal and fruit. Variety farm after following his heteroculture
JUN is a plant with crops, vegetables, fruits and medicinal plants.
Keywords: Roles, Institutional, Participation, Partnership
Abstrak
Usahatani
Jati Unggul Nusantara di Kebun Percobaan Cogrek dengan Pola Bagi Hasil melibat
UBH-KPWN, Universitas Nusa Bangsa dan petani penggarap.Adanya berbagai pihak
yang terlibat, mengharuskan adanya kejelasan peran masing-masing pihak agar
kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan lancar dan saling menguntungkan.Tujuan
dari penelitian ini adalah menggambarkan karakteristik petani penggarap,
mengidentifikasi macam dan partisipasi kelembagaan yang terlibat dalam kegiatan
JUN, membandingkan keragaan usahatani sebelum dengan setelah mengikuti Pola JUN
dan menggambarkan Model Kemitraan JUN di Kebun Cogrek. Penelitian dilaksanakan di Kebun PercobaanCogrek.Waktu
pelaksanaan Bulan November – Desember 2011.Metode pengambilan sample dilakukan
dengan sensus terhadap 21 orang petani JUN.Data yang dikumpulkan terdiri dari
data primer dan data sekunder. Analisis dilakukan dengan tabulasi dan hasilkan disampaikan
secara deskriptif. Sebagian
besar petani penggarap yang terlibat usahatani JUN berusia lanjut (≥60
tahun), berpendidikan rendah (90,48%), tidak memiliki lahan garapan (76,19%)
dan pendapatan rendah (≤ Rp.1.000.000). Model
kemitraan JUN melibatkan UBH-KPWN, Mitra Usaha, LPPM-UNB, Desa dan Petani
Pengarap.UBH-KPWN berperan sebagai lembaga fasilitator, pembimbing teknik
budidaya JUN dan sosial kelompok tani.Mitra Usaha adalah penyedia
dana/investor.Universitas Nusa Bangsa adalah yang menyediakan/pemilik lahan dan
tenaga ahli/akademis di bidang penelitian, sedangkan petani penggarap adalah
memelihara dan pelaksana usahatani JUN. Pola usahatani yang dikerjakan
sebelum mengikuti kemitraan Pola JUN adalah bertanam sayur-sayuran, palawija,
rempah/obat dan buah-buahan.Keragaan usahatani
setelah mengikuti pola JUN adalah tanaman JUN ditumpangsarikan dengan tanaman
palawija, sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman obat.
Kata Kunci: Peran,
Kelembagaan, Partisipasi, Kemitraan
========================================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar