Analisa Pendapatan dan Nilai Tambah
Usaha Instan Jahe
(Studi Kasus Pada Kelompok Wanita Tani
Kecamatan Pesanggrahan Kodya Jakarta Selatan)
Oleh:
Mardwitanti
Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa
Email:jurnal.nusatani@yahoo.co.id
Abstrak
Jahe
sangat bermanfaat bagi manusia. Jahe
dapat dioleh menjadi berbagai hasil olahan antara lain instan jahe. Bahan yang digunakan dalam pengolahan instan
jahe jenis kecil dan bahan penolong antara lain gula pasir, bumbu, bahan bakar
serta pengemas. Proses pengolahan instan
jahe meliputi persiapan bahan yaitu bahan baku jahe seperti sortasi dan
pengupasan kulit, pencucian, pemarutan, pengepresan, pemanasan, pengayakan dan
pengemasan. Pendapatan yang dihasilkan
usaha kecil Cempaka adalah sebesar Rp.19.048.500 dan penerimaannya sebesar
Rp.50.400.000. Analisis imbangan
penerimaan atas biaya (R/C) sebesar 1,61 dan untuk skala rumah tangga
pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.7.338.452 dan penerimaannya sebesar Rp. 22.500.000
serta analisis imbangan penerimaan ata biaya (R/C) sebesar 1,48. Angka tersebut menunjukkan bahwa usaha ini
relatif menguntungkan. Nilai tambah yang
dihasilkan dari pengelolaan 1 kilogram jahe adalah sebesar Rp.12.932,50 untuk
skala kecil dan Rp.13.275,80 untuk skala rumah tangga. Pendistribusian terhadap tenaga kerja dan
keuntungan sebesar Rp.3.000 per kilogram bahan (23,2%) dan keuntungan sebesar
Rp.9.932,50 (76,80%) dari total nilai tambah untuk usaha kecil. Sedangkan untuk skala rumah tangga sebesar
Rp.4.950 per kilogram bahan (37,63%) dan keuntungan sebesar Rp.8.325,80
(62,71%).
Kata
kunci: Jahe, Usaha Kecil, Usaha Rumah Tangga, Pendapatan, Penerimaan, Nilai
Tambah.
Analisis Usaha Tani pada Sawah Insus
Paket D
Berdasarkan Luas Lahan Garapan
(Studi Kasus Di Desa Sipak Kec. Jasinga
Kab. Daerah Tk.II Bogor)
Oleh:
Pepet M. Sjafei dan Iim Ibrahim
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa
Email:jurnal.nusatani@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian
ini membahas beberapa biaya produksi
usahatani padi Insus Paket D berdasarkan luas lahan dan beberapa keuntungan
yang diperoleh petani berdasarkan luas lahan garapan serta tingkat teknologi
efisiensi usahatani padi Insus Paket D berdasarkan luas lahan garapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
berapa besar biaya produksi padi berdasarkan luas lahan dan berapa keuntungan
yang akan diperoleh serta sejauh mana tingkat efisiensinya. Biaya produksi per hektar pada masing-masing
strata berbeda. Pada strata sempit
biayanya paling besar Rp.1.815.684,65 sedangkan bagi strata yang luas, biayanya
paling kecil sebesar Rp.1.706.802,68.
Jika dilihat dari besarnya keuntungan pada strata paling luas yang
paling memberikan keuntungan, sedangkan petani dengan strata sempit memperoleh
keuntungan paling kecil. Begitu pula
tampak R/C pada usahatani padi sawah Insus Paket D strata luas paling besar,
dibanding dengan strata sempit dan sedang yaitu berturut-turu: 2,35 ; 2,18 dan
2,07. Dari penelitian di Desa Sipak
Jasinga bila ditinjau dari aspek efisiensi ekonomis, usahtani yang berlahan
garapan luas cenderung lebih efisien dibandingkan usahatani berlahan garapan
sedang dan sempit.
Kata Kunci: Analisis
usahatani, Insus Paket D, luas garapan sempit, sedang dan luas, efisiensi
ekonomis.
Pengaruh
Partisipasi Dan Kemandirian Kelompok Masyarakat Terhadap Keberhasilan Program
Pengembangan Kecamatan (PPK)
Oleh:
Kaderi
Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa
Email:jurnal.nusatani@yahoo.co.id
Abstrak
Permasalahan
pokok penelitian ini adalah: sejauh manakah pengaruh partisipasi dan
kemandirian kelompok masyarakat terhadap keberhasilan program pengembangan
kecamatan (PPK), sedangkan tujuannya adalah untuk mengkaji pengaruh partisipasi
masyarakat terhadap kerberhasilan program pengembangan kecamatan dan mengkaji
tingkat kemandirian kelompok masyarakat terhadap keberhasilan program ini serta
mengkaji interaksi antara partisipasi dengan kemandirian kelompok masyarakat
terhadap keberhasilan program pengembangan kecamatan. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten
Lebak Provinsi Banten. Dari hasil
penelitian yang dilakukan dapat dinyatakan bahwa partisipasi dan kemandirian
kelompok masyarakat berpengaruh terhadap keberhasilan program pengembangan
kecamatan. Jika tidak ada partisipasi dan kemandirian
kelompok masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat sebesar Rp.111.900 per
bulan dan setelah ada satu satuan partisipasi maka pendapatan masyarakat
meningkat sebesr Rp.20.500 menjadi Rp.122.400.
Jika ada penambahan satu satuan kemandirian kelompok masyarakat maka
peningkatan pendapatan masyarakat naik sebesar Rp.19.500 sehingga total
pendapatan masyarakat menjadi Rp.121.400 per bulan.
Kata Kunci: Partisipasi,
Kemandirian, Program pengembangan kecamatan, Peningkatan pendapatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar