Rabu, 01 Mei 2013

Jurnal Nusa Tani Volume 3 No.1 Juni 2003


Efisiensi Penggunaan Pupuk TSP, Perempelan Tunas Serta Pengaruhnya Terhadap Kecepatan Pembungaan Dan Produksi Tanaman Cabai*)

Oleh:

Aisyah1)  dan Sumardiyo2)

Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:aisyah_128@yahoo.com


Abstrak

             Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh waktu perempelan pada pemberian berbagai dosis pupuk P terhadap kecepatan pembungaan dan produksi tanaman cabai merah.  Penelitian dilakukan di rumah kaca dan laboratorium tanah Universitas Nusa Bangsa.  Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAL) dalam pola faktorial dengan dua waktu perempelan (A) terdiri dari tiga taraf yaitu perempelan pada waktu 7 hari setelah tanam (A!), 14 hari setelah tanam (A2) dan 21 hari setelah tanam (A3).  Dan berbagai dosisi pemberian pupuk P yang terdiri dari tiga taraf masing-masing pemberian pupuk TSP denga dosis 50 kg/ha (B1), 75 kg/ha (B2) dan 100 kg/ha (B3).  Masing-masing perlakukan diulang tiga kali.  Cabai merah varietas PBC 375 digunakan sebagai tanaman uji.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur berbunga sangat dipengaruhi oleh waktu perempelan dan dosis pemupukan P, begitu pula dengan interaksinya yang juga sangat nyata terhadap umur berbunga.  Umur panen dipengaruhi oleh waktu perempelan dan tidak dipengaruhi oleh dosis pemumpukan P.  Sedangkan interaksi antar perlakuan berpengaruh nyata terhadap umur panen.  Jumlah bunga tidak dipengaruhi oleh kedua perlakua baik waktu perempelan maupun dosisi pupuk P yang diberikan, begitu pula dengan interaksi antar perlakuan yang tidak nyata terhadap jumlah bunga.  Untuk bobot buah sama-sama sangat dipengaruhi oleh perlakukan waktu perempelan dan dosis pemupukan P beserta interaksi kedua perlakuan.

Kata Kunci:  Tanaman Cabai, Efisiensi, Pupuk TSP, Perempelan Tunas, Pembungaan, dan Produksi.


1)
Dosen Tetap Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa.
2)
Dosen Tetap Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa.
*)
Penelitian ini dibiayai Proyek Pengkajian Dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan (Surat Perjanjian No.084/LIT/BPPK-SDM/IV/2002)

 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Penggunaan Cendawan Beauveria bassiana (Bals) vuill
Sebagai Agen Pengendali Hayati Terhadap Populasi Wereng Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Pada Tanaman Padi Varietas Cilamaya Muncul

Oleh:

Dono Subagyo1), Tyas Pratiwi2) dan Yeta Hendriwideta3)

Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:tyas_irianto@yahoo.com

Abstract

             The one of the most important pest of rice is brown plant hopper (Nilaparvata lugens Staal.).  The population of that pest will increase rapidly in the suitable enviroment condition.  The  control that has been done to that pest is by sintetic pesticides.  Butm it has a severe negative effects like making a pest resistance, resurgence, the dead of natural enemy, emerge of secondary pests and pollution to land and water.  The use of Beauveria bassiana (Bals) vuill fungi as a natural control agent can decrease of brown plant hopper population and also save to the enviroment.  The trial has been held at Satriamekar and Sriamur Village, North Tambun Region of Bekasi on January 2003.    The solution of B. Bassiana inoculant at 0; 2,67; 5,33; 8; 10,67 dan 13,33 gr/litre is sprayed to the 5 weeks rice plant.  The result of this experiment showed that all the treatments can decrease the brown plant hopper population.  The effective and efficeinet concentration is 5,33 gr/litre.

Keywords:  Brown plant hopper (Nilaparvata lugens Stal.), Beauveria bassiana (Bals) vuill., natural control agent.


Abstrak

             Salah satu hama penting pada tanaman padi adalah wereng coklat (Nilaparvata lugens Staal.).  Populasi hama tersebut akan cepat meningkat pada kondisi lingkungan yang sesuai.  Pengendalian yang selama ini banyak dilakukan terhadap hama tersebut adalah dengan menggunakan pestisida sintetik.  Namun demikian penggunaan pestisida itu akan brdampak negatif terhadap lingkungan, seperti timbulnya resistensi, resurjensi, matinya musuh alami, timbulnya hama sekunder dan tercemarnya tanah dan air.  Penggunaan cendawan Beauveria bassiana (Bals) vuill sebagai agen pengendali hayati, terbukti dapat menekan populasi wereng coklat dan juga aman bagi lingkungan.  Percobaan dilakukan di Desa Satriamekar dan Sriamur, Kecamatan Tambun Utara Bekasi pada bulan Januari 2003. Larutan biakan B bassiana pada konsentrasi 0; 2,67; 5,33; 8; 10,67 dan 13,33 gr/liter yang disemprotkan pada tanaman padi berumur 5 minggu di lapang menunjukkan bahwa semua perlakukan dapat menekan populasi wereng coklat.  Konsentrasi yang efektif dan efisien aalah 5,33 gr/liter.

Kata kunci:  Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.), Beauveria bassiana (Bals) vuill., agen pengendali hayati.

1)
Alumni Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa.
2)
Dosen Tetap Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa.
3)
Staf Pengajar pada Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian.

 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tingkat Konsumsi Gizi Ibu Hamil Di Kabupaten Bogor

Oleh:

Sri Basuki Dwi Lestari

Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:jurnal.nusatani@yahoo.co.id

Abstrak
            
             Dari semua golongan/tingkat umur wanita hamil, memiliki resiko tinggi untuk menderita anemia gizi.  Masa kehamilan adalah masa dimana ibu hamil akan mengalami perubahan fisik maupun psikis.  Masa ini akan membawa pengaruh yang besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang dikandungnya.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang tingkat gizi ibu hamil.  Penelitian dilakukan secara observasional tipe potong lintang dengan jumlah sampel 412 ibu hamil di sepuluh kecamatan kota Bogor.  Tingkat konsumsi ibu hamil tersebut yang telah mencapai angka kecukupan yang dianjurkan sebesar 11,2% untuk energi, 50,0% untuk protein, 15,8% untuk zat besi, 35,2% untuk vitamin A, dan 18,8% untuk vitamin C.  Tingkat konsumsi gizi masih dibawah kecukupan, hal ini disebabkan tingkat pendidikan umumnya rendah yang mempunyai implikasi pada semua sektor.  Disarankan perlu dilaksanakan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil mengenai pengetahuan tentang sebab dan akibat anemia serta perlunya makanan seimbang terutama makanan yang banyak mengandung zat besi dan vitamin C.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Uji Daya Hasil Sepuluh Galur Harapan Padi Hibrida Di Bogor

Oleh:

Sularjo1), Tyas Pratiwi2) dan Bambang Kustianto3)

Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:tyas_irianto@yahoo.com

Abstrak

             Penelitian pengujian 10galur harapan hibrida terhadap produksi dan karakter lainnya dibandingkan dengan varietas yang sudah ada yaitu IR64 dan Memberamo.  Penelitian dilakukan di Instalasi Penelitian Padi (Inlitpa) Muara Bogor dari bulan Juli sampai November 2002.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan.  Peubah yang diamati adalah jumlah anakan produktif, jumlah gabah bernas per malai, dan hasil gabah kering giling (GKG).  Hasil penelitian didapatkan 8 galur harapan padi hibrida yang mempunyai hasil produksi lebih tinggi dari pembandingnya (IR64), yaitu yang berbeda nyata (H6, H14, H17) dan yang tidak berbeda nyata (H4, H18, H19, H21, dan H24).  Terdapat 5 galur harapan yang mempunyai standar heterosis lebih dari 20% yaitu H6, H14, H17, H4 dan H18.

Kata Kunci:  Padi hibrida, dalur harapan.

 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar