Senin, 20 Mei 2013

Jurnal Nusa Tani Volume 3 No.2 Desember 2003


Pengaruh Bahan Stek dan Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Akar Stek Piretrum
(Chrysanthemum cinerariaefolium Trev.)

Oleh:

Setiawan1), Sumardiyo2) dan Rosita Sri Muljati3)

Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:jurnal.nusatani@yahoo.co.id

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan stek yang baik dan zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan akar stek Piretrum.  Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Kebun Percobaan Gunung Putri Cipanas pada bulan November 2002 sampai bulan Januari 2003.  Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dan diulang sebanyak 3 kali.  Faktor pertama adalah bahan stek terdiri dari 3 taraf yaitu: 1) stek batang primer (S1), 2) stek batang sekunder (S2), dan 3) anakan (S3).  Faktor kedua adalah cara pemberian ZPT IBA 0,057% yang terdiri dari 3 taraf yaitu: 1) kontrol (Zo), 2) IBA 0,057% (pasta)(Z1), 3) IBA 0,057% (bubuk) (Z3) sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan.  Setiap perlakuan terdiri dari 5 tanaman.  Pengujian dilanjutkan dengan metode uji wilayah berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.  Piretrum yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah klon Prau 6.  Bahan tanaman yang dipakai untuk stek berupa batang primer, batang sekunder dan anakan yang belum memiliki akar. Zat pengatur tumbuh yang digunakan adalah Rootone F.  Media tumbuh menggunakan arang sekam yang dimasukkan ke dalam polibag berwarna hitam berukuran 10 x 10 cm.  Pengamatan pada parameter persentase stek berakar, jumlah akar utama, panjang akar utama dan bobot basah serta bobot kering akar dilakukan setelah stek berumur 60 hari setelah semai.  Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara bahan stek dan zat pengatur tumbuh terhadap persentase stek berakar, jumlah akar utama, panjang akar utama, bobot basah dan bobot kering akar.  Berdasarkan hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan stek tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan akar.  Penambahan ZPT IBA 0,057% tidak berbeda nyata dibanding kontrol terhadap semua parameter yang diamati.  Namun demikian penambahan ZPT IBA 0,057% dalam bentuk pasta menunjukkan hasil tertinggi pada semua parameter yang diamati.  Tidak trdapat interaksi antara bahan stek dan ZPT terhadap semua parameter yang diamati.

Kata kunci: Piretrum, zat pengatur tumbuh, stek.


1)
Alumni Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa.
2)
Dosen Tetap Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa.
3)
Dosen Tetap Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pengujian Pematahan Dormansi Benih Padi Gogo Kelas Benih Penjenis (Breeder Seed) Pada Varietas Limboto Dan Towuti

Oleh:

Sulassih1), Pepet M Syafe’i2) dan Baran Birawan3)

Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:jurnal.nusatani@yahoo.co.id

             Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah metode pematahan dormansi benih selama periode simpan yaitu selama 6 minggu setelah panen dengan penggunaan beberapa perlakuan tetap efektif untuk memberikan informasi terhadap mutu benih, baik viabilitas maupun vigor benih.  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2002, di laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Leuwikopo Darmaga, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.  Percobaan disusun secara faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu periode simpan (S) dan pematahan dormansi (D) dengan menggunakan dasar rancangan acak lengkap (RAL).  Faktor periode simpan (S) terdiri dari 7 taraf yaitu: Periode simpan minggu ke-0 (S0), minggu ke-1 (S1), minggu ke-2 (S2 minggu ke-3 (S3), minggu ke-4 (S4), minggu ke-5 (S5) dan minggu ke-6 (S6).  Faktor perlakuan pematahan dormansi terdiri dari 5 taraf yaitu: Tanpa perlakuan (DO), perendaman dalam 50 ml larutan KNO3 3% 48 jam (D2), suhu 50oC selama 24 jam (D3) dan Kombinasi suhu 50oC selama 24 jam kemudian direndam dalam 50 ml larutan KNO3 3% selama 48 jam (D4).  Jumlah satuan percobaan sebanyak 105.  Efektivitas pematahan dormansi ditujukan oleh persentase daya berkecambah apabila mencapai lebih 85% (Soedjadi, 1991) sedangkan untuk benih vigor apabila KCT mencapai 30% per etmal dan KST lebih besar 70%.  Vigor kurang kuat apabila kecambah mencapai KCT sekitar 25-30% per etmal dan KST kurang dari 40% (Sadjad, 1993).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian pematahan dormansi dengan perlakuan pamatahan dormansi kontrol (D0), perendaman dalam 50 ml air selama 48 (D1), perendaman dalam 50 ml larutan KNO3 3% selama 48 jam (D2), penggunaan suhu 50oC selama 24 jam (D3) dan kombinasi penggunaan suhu 50oC selama 24 jam kemudian direndam didalam 50 ml larutan KNO3 3% selama 48 jam (D4) serta perlakuan periode simpan 0-6 minggu setelah panen (S0-S6) efektif bagi varietas Limboto pada perlakuan D1 minggu ke-3 (S3), perendaman dengan larutan KNO3 3% selama 48 jam (D2) pada minggu ke-0 (S0) dan perlakuan kombinasi (D4) pada minggu ke-0 (S0), dan belum menunjukkan efektivitas pada kontrol karena persentase daya berkecambah mencapai 66,33%.  Varietas Towuti efektif pada perlakuan kontrol (D0) minggu ke-5 (s%) perendaman dalam 50 ml air selama 48 jam (D1) minggu ke-3 (S3), perendaman dalam 50 ml larutan KNO3 3% selama 48 jam (D2) minggu ke-0 (S0), penggunaan suhu 50oC selama 24 jam (D3) pada minggu ke-3 (S3) dan penggunaan suhu 50oC selama 24 jam kemduian perendaman dalam 50 ml larutan KNO3 3% 48 jam (D4) minggu ke-0 (S0).  Keefektifan pada perlakuan S0D2 dan S0D4 dengan persentase daya berkecambah 88,0% dan 97,3% dapat disimpulkan bahwa dengan perlakuan tersebut sudah dapat dipatahkan dormansinya sejak minggu ke-0 tanpa waktu penyimpanan, sedangkan untuk yang lainnya tetap memerlukan waktu simpan.  Viabilitas dan vigor benih meningkat setiap minggunya.

Kata Kunci:  Padi Gogo, Dormansi, Varietas Limboto, Varietas Towuti.

1)
Alumni Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa.
2)
Dosen Tetap Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa.
3)
Dosen Tetap Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar