PENGARUH PEMUPUKAN N
PADA BERBAGAI CAMPURAN TANAH DAN PASIR TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL BAYAM CABUT
(Amaranthus
tricolor L.)
Oleh :
Aisyah
Abstract
Aisyah, 2007. Influence Of Fertilization of N at
Various Mixture Soil and Sand Soil to Growth
And Result Spinach ( Amaranthus Tricolor L.)
Nusa Tani Journal Vol. 7 No. 2 December 2007 : 1 – 6
This
research aim to to see influence of mixing of soil with sand soil and also
mount fertilizer of N at spinach crop abstract to be conducted at home Glass and
Laboratory Universitas Nusa Bangsa. Research use complete Random Device (RAL)
in factorial pattern 3 factor that is (T0) soil sample 100 % and sand soil (0
%), (T1) 75 % and sand 25 % and (T2) 50 % AND SAND 50 %. And various dose
fertilize N which consist of 5 level between other : 0 kg N ha-1
(N0), 30 singk of N ha-1 (N1), 60 singk of N ha-1 (N2), 90 singk of N ha-1 (N3)
and 120 kg N ha-1 (N4). This Research result indicate that
treatment of soil sample have an effect on very real to crop function at 21 and
28 hst, wide of leaf at 35 hst, bar diameter at 21 fresh width and hst of soil
sample. Infuence of treatment of real soil sample to wide of leaf at 28 bar
diameter and hst at 28 hst. Treatmeant have an effect on real do not to leaves
amount at all of s. Influence of fertilization have an effect on very real to crop
function at 21, 28 and 35 hst, wide of leaf 28 and 35 hst, bar diameter at 21
and 35 hst, and to fresh wight of crop. Real having an effect on to wide of
leaf at 21 hst, of old age bar diameter 28 hst, while influence of
fertilization do not differ reality to leaves amount at all of s. Influence of interaction treatment of dose and soil
sample fertilization of N have an effect on very real to 35 hst, bar diameter
at 28 hst and 35 hst. Real having an effect on to of old age crop function 21
and 35 bar diameter hst at 21 hst and have an effect on real do not to amount
leaf and fresh wight of crop. Inferential that treatment of soil sample with
comparison 75 % soil sample and 25 % fertilized by sand is N 120 ha-1 kh is
treatment which is best to be compared to treatment – other treatment.
Keyword : Texture, Sand Soil,
Clay Soil, Top Soil
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk melihat pengaruh pencapuran tanah dengan pasir serta
tingkat kebutuhan N pada tanaman bayam
cabut dilakukan di Rumah Kaca dan Laboraturium tanah Universitas Nusa Bangsa. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam
pola factorial 3 faktor yaitu (T0) Tanah 100% dan pasir (0 %), (T1) tanah 75 %
dan pasir 25 % dan (T2) tanah 50 % dan pasir 50 %. Dan berbagai dosis pupuk N
yang terdiri dari 5 taraf antara lain : 0 kg N ha-1 (N0), 30 kg N ha-1
(N1), 60 kg N ha-1 (N2), 90 kg N ha-1 (N3) dan 120 kg N
ha-1 (N4). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perlakuan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap fungsi
tanaman pada umur 21 dan 28 hst, lebar daun pada umur 35 hst, diameter batang
pada umur 21 hst dan bobot segar tanah. Pengaruh perlakuan tanah nyata terhadap lebar
daun pada umur 28 hst dan diameter batang pada umur 28 hst. Perlakuan
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun pada semua umur.
Pengaruh pemupukan berpengaruh sangat nyata
terhadap fungsi tanaman pada umur 21, 28, da 35 hst, lebar daun pada umur 28
dan 35 hst, diameter matang pada umur 21 dan 35 hst, dan terhadap bobot segar
tanaman. Berpengaruh nyata terhadap lebar daun pada 21 hst, diameter batang
umur 28 hst, sedangkan pengaruh pemupukan tidak berbeda nyata terhadap jumlah
daun pada semua umur. Pengaruh interaksi perlakuan tanah dan dosis pemupukan N
berpengaruh sangat nyata terhadap umur 35 hst, diameter batang pada umur 28 hst
dan 35 hst. Berpengaruh nyata terhadap fungsi tanaman umur 21 dan 35 hst
diameter batang pada umur 21 hst dan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah
daun dan bobot segar tanaman. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan tanah dengan
perbandingan 75 % tanah dan 25 % pasir yang dipupuk N 120 kh ha-1
merupakan perlakuan yang paling baik di bandingkan dengan perlakuan – perlakuan
lainnya.
Kata
Kunci : Tekstur, Tanah Pasir, Tanah Liat, Top Soil
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENGARUH BAHAN ORGANIK
DAN HERBISIDA PADA TIGA TIPE
PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP POPULASI DAN
AKTIFITAS MIKROBA TANAH
Oleh :
Aisyah
Abstract
Aisyah, 2007. Influence Of Organic Materials and
Herbicide at Three Type Usage Of Farm to Population and of Aktivitas Soil
Microbe.
Nusa Tani Journal Vol. 7 No. 2 December 2007 : 7 – 20
This
research ain to determine and amount of aktifitas microbes at three type usage
of fram of al garden land ground, garbage land ground and given by grass land
ground is cage manure and Herbicide. As for becoming this research background
where type usage of farm can influence land ground carbon balance and availability. Aktifitas
and land; ground microbe population limited by carbon input coming from organic
materials production of crop pickings. Amount and of aktifitas microbes is of
vital importance specified by because can be used as by indicator mount
fertility of land ground. This research study how far influence of is each type
usage of organic materials and farm and also pesticide to and poplation of
aktifitas land ground microbe. Attempt conducted by garden land ground farm, garbage
land ground and land ground grass and laboratory to determine total totalized
of microbe, Fungi, Nitrosomonas, and CO2 land;ground respirasi.
Total perception of microbe use media of nutrient so that (NA), Fungi use media
of Martin So that Streptomycin rose-benga So that, Nitrosomonas, nitrobacter
with method of MPN, and CO2 land;ground respirasi with titration
method of CO2 with HCL 0.1 N where amount of HCL equivalent with CO2
which isn’t it by microbes (CO2.C kg-1. hr-1
mg). From research result got that totalizing highest microbe at garbage
land ground followed by land ground grass and garden. Herbicide degrade
totalizing of garbage land ground microbe, while pukan improving totalized of
microbe at grass land ground. Population of Fungi highest at garden land ground
followed by garbage land ground and grass. Giving of herbicide and pukan
degrade population of fungi. Population of Nitrosomonas highest at garbage land
ground followed by land ground grass and garden, while treatment of herbicide
and pukan not yet had an effect on to bacterium population of nitrifikasi. For
the Respirasi of CO2 land ground to third land ground type much the same to but
at rather higher garbage land ground a few other land ground disbanding
especially at treatment of gift of herbicide.
Keyword : garden land;ground,
grass land;ground, garbage land;ground, herbicide.
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk menentukan jumlah dan aktifitas mikroba pada tiga tipe
penggunaan lahan al : tanah kebun, tanah sampah dan tanah rumput yang diberi
pupuk kandang dan Herbisida. Adapun yang menjadi latar balakang penelitian ini
dimana tipe penggunaan lahan dapat mempengaruhi ketersediaan dan keseimbangan
karbon tanah. Aktivitas dan populasi mikroba tanah dibatasi oleh masukan karbon
yang berasal dari produksi bahan organik dari sisa-sisa tanaman. Jumlah dan
aktifitas mikroba sangat penting ditetapkan karena dapat digunakan sebagai
indicator tingkat kesuburan tanah. Penelitian ini mengkaji sejauh mana pengaruh
masing-masing tipe penggunaan lahan dan bahan organik serta pestisida terhadap
populasi dan aktifitas mikroba tanah. Percobaan dilakukan
dilahan tanah kebun, tanah sampah dan tanah rumput dan laboratorium untuk
menentukan total mikroba, Fungi, Nitrosomonas, dan respirasi CO2
tanah. Pengamatan total mikroba menggunakan media nutrient agar (NA),
Fungi menggunakan media Martin Agar (MA/Rose-bengal Streptomycin Agar),
Nitrosomonas/Nitrobacter dengan metode MPN, dan respirasi CO2 tanah
dengan metode titrasi CO2 dengan HCI 0.1 N dimana jumlah HCI setara
dengan CO2 yang direspirasikan oleh mikroba (mg CO2-C/kg/hr).
Dari
hasil penelitian didapatkan bahwa total mikroba tertinggi pada tanah sampah
diikuti tanah rumput dan kebun. Herbisida menurunkan total mikroba tanah
sampah, sedangkan pukan (pupuk kandang) meningkatkan total mikroba pada tanah
rumput. Populasi fungi paling tinggi pada tanah kebun diikuti tanah sampah dan
rumput. Pemberian pukan dan herbisida menurunkan populasi fungi. Poulasi
Nitrosomonas tertinggi pada tanah sampah diikuti tanah rumput dan kebun,
sedangkan perlakuan pukan dan herbisida belum berpengaruh terhadap populasi
bakteri nitrifikasi. Untuk Respirasi CO2 tanah untuk ketiga tipe tanah hampir
sama namun pada tanah sampah agak sedikit tinggi dibanding tanah lainnya
terutama pada perlakuan pemberian herbisida.
Kata Kunci
: tanah kebun, tanah rumput, tanah sampah, herbisida.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ANALISIS BIAYA TRANSAKSI
KELEMBAGAAN KEMITRAAN PETANI KOPI DENGAN PT. Nestlé UNTUK MENINGKATKAN MUTU KOPI
Oleh :
Reny Andriyanty
Abstract
Reny Andriyanti, 2007. An Analysis of the Partnership
Institution between Coffee Bean Farmer and Nestlé
Transaction Cost to Improve Farmer’s Coffee Beans
Quality.
Nusa Tani Journal Volume 7 Nomor 1 Juni 2007 : 46 – 54
Concerned with the low quality of coffee
beans produced by farmers, in 1994 PT. Nestlé initiated a partnership with
farmer to improve the quality of coffe beans. By Oliver Williamson approach,
the partnership is always creating transaction cost. The aims of this study are
to identify the partnership institution transaction cost vis-avis conventional
marketing institutions performance and made compared which one which more
beneficial for the farmer. This study employs Transaction cost by Hobbs model
consist of 3 kinds of cost, were : 1) information
cost, 2) negotiation cost and 3) monitoring cost. Data in this study proceed in
tabulation. Result of this study showa that transaction cost from the partnership
lower than conventional marketing institutions transaction cost. The
transaction cost cause of the partnership between farmer and PT. Nestlé amount
are Rp. 131,51 while transaction cost cause by conventional marketing
institutions amount are Rp.339,00. The partnership transaction cost was
supported by PT. Nestlé but the conventional marketing institutions transaction
cost, all cost must be hold by farmer. It show that the transaction cost cause
of the conventional marketing institution more expensive and more inefficient
than the partnership who done between PT. Nestlé and the farmer.
Key words : Farmers,
Partnership, PT. Nestlé and Transaction cost.
Abstrak
Dalam upaya meningkatkan kualitas biji kopi
yang dihasilkan petani dan sekaligus mempertahankan kualitas produk, pada tahun
1994 PT. Nestlé melakukan kemitraan dengan petani kopi. Dengan pendekatan
Oliver Williamson, kemitraan adalah selalu menciptakan biaya transaksi. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi biaya kemitraan kelembagaan
vis-à-vis melakukan kelembagaan pemasaran konvensional dan membandingkan yang
lebih menguntungkan untuk petani. Studi ini menggunakan model pendekatan biaya
transaksi Hobbs
yang terdiri dari terhadap 3 macam dari biaya, adalah : 1) biaya informasi, 2)
biaya negoisasidan 3) biaya monitoring. Data studi ini diolah dalam tabulasi.
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa biaya transaksi
dari kemitraan lebih rendah dari biaya transaksi lembaga pemasaran yang
kovensional. Biaya transaksi dikarenakan kemintraan antara petani dan PT. Nestlé adalah
sebesar Rp. 131,51 sedangkan biaya transaksi dikarenakan lembaga pemasaran
konvensional adalah Rp. 339,00. Biaya transaksi kemitraan telah didukung oleh
PT. Nestlé tetapi biaya transaksi lembaga pemasaran yang konvensional lebih
mahal dan lebih tidak efisien dibanding dengan yang melakukan kemitraan antara
PT. Nestlé dan petani.
Kata kunci
: Petani, Kemitraan, PT. Nestlé dan Biaya Transaksi
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ANALISIS PENDAPATAN USAHA
TANI KOPI: STUDI KASUS DESA NGARIP
KECAMATAN ULU BELU PROVINSI LAMPUNG
Oleh :
Reny Andriyanty
Abstract
Reny Andriyanti, 2007. Analysis of Income Coffee Farm
Business Case Study Countryside of Ngarip Distric Of Belu Provinsi Lampung.
Nusa Tani Journal Volume 7 Nomor 1 Juni 2007 : 55 – 74
Coffee bean farmers are the biggest
supplier of national coffee production. The Lampung coffee beans farmer, do
traditional farming and do not aware with quality of their coffee beans in
while, to produse NESCAFÈ, PT. Nestlé need coffee beans quality consistency. To
solve the low quality of coffee beans produced by farmers, since 1994 PT.
Nestlé have trainedthe farmer with pilot project is in Ngarip village district
of Ulu Belu Lampung. The relationship between PT. Nestlé and farmer is a
partnership which done to improve the quality of coffee beans as well as
farmer’s income. The aims of this study are to analyze income of farmer join
the partnership vis-à-vis these outside the partnership. This study using
survey study methods and gathered data are tabulated. Data analyze by
Revenue-Cost Ration, Incremental B/C ratio continued t-test distribution,
Result of this study
shows the partnership give good effect to increasing the coffee bean quality,
farmer cultivation, benefits and farmer’s knowledge about moving market price.
Revenue Cost Ratio analyze that R/C value for farmer join the partnership 2,14
and farmer who were not join the partnership is2,13. That comparison describe
that the partnership effect were spread of others district besides Ngarip
village. Based on incremental B/C Ratio value equal 2,15 and statistical is
significant, the partnership give good effects to income farmers join the
partnership than those who were not join thepartnership.
Key word : Coffee bean
quality, Partnership, Farmer join the partnership, and Farmer were not join the
Partnership
Abstrak
Petani biji kopi adalah penyalur yang
paling besar dari produksi kopi nasional. Petani biji kopi Lampung,
usahataninya dilakukan secara tradisional dan dan mereka tidak mengetahui mutu
dari biji kopi mereka, sementara itu untuk memproduksi NESCAFÈ, PT. Nestlé
memerlukan konsistensi biji kopi yang berkualitas. Untuk mengatasi mutu rendah
dari biji kopi yang diproduksi oleh petani, sejak 1994 PT. Neslé sudah melatih
petani dengan proyek percobaan di desa Ngarip Kecamatan Ulu Belu Lampung.
Hubungan antara PT.
Neslé dan petani adalah suatu kemitraan yang melakukan untuk meningkatkan mutu
dari biji kopi seperti halnya pendapatan petani. Tujuan dari studi ini adalah
untuk menganalisis pendapatan petani yang bergabung dalam kemitraan vis-à-vis
di luar kemitraan. Studi ini menggunakan metode dan data yang dikumpulkan
ditabulasi. Data dianalisa dengan Revenue-Cost Rasio, Incremental B/C
dilanjutkan dengan distribusi t-test. Hasil dari studi ini menunjukkan kemitraan
memberi pengaruh baik dalam meningkatkan mutu biji kopi, penanaman petani,
manfaat dan pengetahuan petani tentang pergerakkan harga pasar. Analisis R/C
Rasio menunjukkan bahwa nilai R/C petani yang bergabung dalam kemitraan 2,14
dan petani yang diluar kemitraan adalah 2,13. Berdasarkan Incremental B/C Ratio
nilainya sama dengan 2,15 dan secara statistic adalah penting, kemitraan
memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan pendapatan petani dibandingkan
petani yang bergabung kemitraan.
Kata kunci : Mutu biji kopi, Kemitraan, Petani
bergabung dengan kemitraan, dan Petani tidak bergabung dengan Kemitraan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar