Senin, 03 Februari 2014

Jurnal Nusa Tani Volume 7 No.1 Juni 2007

PENGARUH PEMUPUKAN N PADA BERBAGAI CAMPURAN TANAH DAN PASIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAYAM CABUT
(Amaranthus tricolor L.)

Oleh :
Aisyah

Abstract

Aisyah, 2007. Influence Of Fertilization of N at Various Mixture Soil and Sand Soil to Growth
And Result Spinach ( Amaranthus Tricolor L.)
Nusa Tani Journal Vol. 7 No. 2 December 2007 : 1 – 6

                This research aim to to see influence of mixing of soil with sand soil and also mount fertilizer of N at spinach crop abstract to be conducted at home Glass and Laboratory Universitas Nusa Bangsa.  Research use complete Random Device (RAL) in factorial pattern 3 factor that is (T0) soil sample 100 % and sand soil (0 %), (T1) 75 % and sand 25 % and (T2) 50 % AND SAND 50 %. And various dose fertilize N which consist of 5 level between other : 0 kg N ha-1 (N0), 30 singk of N ha-1 (N1), 60 singk of N ha-1 (N2), 90 singk of N ha-1 (N3) and 120 kg N ha-1 (N4).  This Research result indicate that treatment of soil sample have an effect on very real to crop function at 21 and 28 hst, wide of leaf at 35 hst, bar diameter at 21 fresh width and hst of soil sample.  Infuence of treatment of real soil sample to wide of leaf at 28 bar diameter and hst at 28 hst. Treatmeant have an effect on real do not to leaves amount at all of s.   Influence of fertilization have an effect on very real to crop function at 21, 28 and 35 hst, wide of leaf 28 and 35 hst, bar diameter at 21 and 35 hst, and to fresh wight of crop. Real having an effect on to wide of leaf at 21 hst, of old age bar diameter 28 hst, while influence of fertilization do not differ reality to leaves amount at all of s.  Influence of interaction treatment of dose and soil sample fertilization of N have an effect on very real to 35 hst, bar diameter at 28 hst and 35 hst. Real having an effect on to of old age crop function 21 and 35 bar diameter hst at 21 hst and have an effect on real do not to amount leaf and fresh wight of crop. Inferential that treatment of soil sample with comparison 75 % soil sample and 25 % fertilized by sand is N 120 ha-1 kh is treatment which is best to be compared to treatment – other treatment.

Keyword : Texture, Sand Soil, Clay Soil, Top Soil

Abstrak

                Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pencapuran tanah dengan pasir serta tingkat kebutuhan  N pada tanaman bayam cabut dilakukan di Rumah Kaca dan Laboraturium tanah Universitas Nusa Bangsa. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam pola factorial 3 faktor yaitu (T0) Tanah 100% dan pasir (0 %), (T1) tanah 75 % dan pasir 25 % dan (T2) tanah 50 % dan pasir 50 %. Dan berbagai dosis pupuk N yang terdiri dari 5 taraf antara lain : 0 kg N ha-1 (N0), 30 kg N ha-1 (N1), 60 kg N ha-1 (N2), 90 kg N ha-1 (N3) dan 120 kg N ha-1 (N4).  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap fungsi tanaman pada umur 21 dan 28 hst, lebar daun pada umur 35 hst, diameter batang pada umur 21 hst dan bobot segar tanah.    Pengaruh perlakuan tanah nyata terhadap lebar daun pada umur 28 hst dan diameter batang pada umur 28 hst. Perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun pada semua umur.       Pengaruh pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap fungsi tanaman pada umur 21, 28, da 35 hst, lebar daun pada umur 28 dan 35 hst, diameter matang pada umur 21 dan 35 hst, dan terhadap bobot segar tanaman. Berpengaruh nyata terhadap lebar daun pada 21 hst, diameter batang umur 28 hst, sedangkan pengaruh pemupukan tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun pada semua umur.        Pengaruh interaksi perlakuan tanah dan dosis pemupukan N berpengaruh sangat nyata terhadap umur 35 hst, diameter batang pada umur 28 hst dan 35 hst. Berpengaruh nyata terhadap fungsi tanaman umur 21 dan 35 hst diameter batang pada umur 21 hst dan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun dan bobot segar tanaman. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan tanah dengan perbandingan 75 % tanah dan 25 % pasir yang dipupuk N 120 kh ha-1 merupakan perlakuan yang paling baik di bandingkan dengan perlakuan – perlakuan lainnya.

Kata Kunci : Tekstur, Tanah Pasir, Tanah Liat, Top Soil

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENGARUH BAHAN ORGANIK DAN HERBISIDA PADA TIGA TIPE PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP POPULASI DAN AKTIFITAS MIKROBA TANAH

Oleh :
Aisyah

Abstract

Aisyah, 2007. Influence Of Organic Materials and Herbicide at Three Type Usage Of Farm to Population and of Aktivitas Soil Microbe.
Nusa Tani Journal Vol. 7 No. 2 December 2007 : 7 – 20

                This research ain to determine and amount of aktifitas microbes at three type usage of fram of al garden land ground, garbage land ground and given by grass land ground is cage manure and Herbicide.  As for becoming this research background where type usage of farm can influence land ground  carbon balance and availability. Aktifitas and land; ground microbe population limited by carbon input coming from organic materials production of crop pickings. Amount and of aktifitas microbes is of vital importance specified by because can be used as by indicator mount fertility of land ground. This research study how far influence of is each type usage of organic materials and farm and also pesticide to and poplation of aktifitas land ground microbe.  Attempt conducted by garden land ground farm, garbage land ground and land ground grass and laboratory to determine total totalized of microbe, Fungi, Nitrosomonas, and CO2 land;ground respirasi. Total perception of microbe use media of nutrient so that (NA), Fungi use media of Martin So that Streptomycin rose-benga So that, Nitrosomonas, nitrobacter with method of MPN, and CO2 land;ground respirasi with titration method of CO2 with HCL 0.1 N where amount of HCL equivalent with CO2 which isn’t it by microbes (CO2.C kg-1. hr-1 mg).  From research result got that totalizing highest microbe at garbage land ground followed by land ground grass and garden. Herbicide degrade totalizing of garbage land ground microbe, while pukan improving totalized of microbe at grass land ground. Population of Fungi highest at garden land ground followed by garbage land ground and grass. Giving of herbicide and pukan degrade population of fungi. Population of Nitrosomonas highest at garbage land ground followed by land ground grass and garden, while treatment of herbicide and pukan not yet had an effect on to bacterium population of nitrifikasi. For the Respirasi of CO2 land ground to third land ground type much the same to but at rather higher garbage land ground a few other land ground disbanding especially at treatment of gift of herbicide.

Keyword : garden land;ground, grass land;ground, garbage land;ground, herbicide.

Abstrak

                Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah dan aktifitas mikroba pada tiga tipe penggunaan lahan al : tanah kebun, tanah sampah dan tanah rumput yang diberi pupuk kandang dan Herbisida.  Adapun yang menjadi latar balakang penelitian ini dimana tipe penggunaan lahan dapat mempengaruhi ketersediaan dan keseimbangan karbon tanah. Aktivitas dan populasi mikroba tanah dibatasi oleh masukan karbon yang berasal dari produksi bahan organik dari sisa-sisa tanaman. Jumlah dan aktifitas mikroba sangat penting ditetapkan karena dapat digunakan sebagai indicator tingkat kesuburan tanah. Penelitian ini mengkaji sejauh mana pengaruh masing-masing tipe penggunaan lahan dan bahan organik serta pestisida terhadap populasi dan aktifitas mikroba tanah.  Percobaan dilakukan dilahan tanah kebun, tanah sampah dan tanah rumput dan laboratorium untuk menentukan total mikroba, Fungi, Nitrosomonas, dan respirasi CO2 tanah. Pengamatan total mikroba menggunakan media nutrient agar (NA), Fungi menggunakan media Martin Agar (MA/Rose-bengal Streptomycin Agar), Nitrosomonas/Nitrobacter dengan metode MPN, dan respirasi CO2 tanah dengan metode titrasi CO2 dengan HCI 0.1 N dimana jumlah HCI setara dengan CO2 yang direspirasikan oleh mikroba (mg CO2-C/kg/hr).  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa total mikroba tertinggi pada tanah sampah diikuti tanah rumput dan kebun. Herbisida menurunkan total mikroba tanah sampah, sedangkan pukan (pupuk kandang) meningkatkan total mikroba pada tanah rumput. Populasi fungi paling tinggi pada tanah kebun diikuti tanah sampah dan rumput. Pemberian pukan dan herbisida menurunkan populasi fungi. Poulasi Nitrosomonas tertinggi pada tanah sampah diikuti tanah rumput dan kebun, sedangkan perlakuan pukan dan herbisida belum berpengaruh terhadap populasi bakteri nitrifikasi. Untuk Respirasi CO2 tanah untuk ketiga tipe tanah hampir sama namun pada tanah sampah agak sedikit tinggi dibanding tanah lainnya terutama pada perlakuan pemberian herbisida.

Kata Kunci : tanah kebun, tanah rumput, tanah sampah, herbisida.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ANALISIS BIAYA TRANSAKSI KELEMBAGAAN KEMITRAAN PETANI KOPI DENGAN PT. Nestlé UNTUK MENINGKATKAN MUTU KOPI

Oleh :
Reny Andriyanty

Abstract

Reny Andriyanti, 2007. An Analysis of the Partnership Institution between Coffee Bean Farmer and Nestlé
Transaction Cost to Improve Farmer’s Coffee Beans Quality.
Nusa Tani Journal Volume 7 Nomor 1 Juni 2007 : 46 – 54

             Concerned with the low quality of coffee beans produced by farmers, in 1994 PT. Nestlé initiated a partnership with farmer to improve the quality of coffe beans. By Oliver Williamson approach, the partnership is always creating transaction cost. The aims of this study are to identify the partnership institution transaction cost vis-avis conventional marketing institutions performance and made compared which one which more beneficial for the farmer. This study employs Transaction cost by Hobbs model consist of 3 kinds of cost, were : 1) information cost, 2) negotiation cost and 3) monitoring cost. Data in this study proceed in tabulation.  Result of this study showa that transaction cost from the partnership lower than conventional marketing institutions transaction cost. The transaction cost cause of the partnership between farmer and PT. Nestlé amount are Rp. 131,51 while transaction cost cause by conventional marketing institutions amount are Rp.339,00. The partnership transaction cost was supported by PT. Nestlé but the conventional marketing institutions transaction cost, all cost must be hold by farmer. It show that the transaction cost cause of the conventional marketing institution more expensive and more inefficient than the partnership who done between PT. Nestlé and the farmer.

Key words : Farmers, Partnership, PT. Nestlé and Transaction cost.

Abstrak

Dalam upaya meningkatkan kualitas biji kopi yang dihasilkan petani dan sekaligus mempertahankan kualitas produk, pada tahun 1994 PT. Nestlé melakukan kemitraan dengan petani kopi. Dengan pendekatan Oliver Williamson, kemitraan adalah selalu menciptakan biaya transaksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi biaya kemitraan kelembagaan vis-à-vis melakukan kelembagaan pemasaran konvensional dan membandingkan yang lebih menguntungkan untuk petani. Studi ini menggunakan model pendekatan biaya transaksi Hobbs yang terdiri dari terhadap 3 macam dari biaya, adalah : 1) biaya informasi, 2) biaya negoisasidan 3) biaya monitoring. Data studi ini diolah dalam tabulasi. 
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa biaya transaksi dari kemitraan lebih rendah dari biaya transaksi lembaga pemasaran yang kovensional. Biaya transaksi dikarenakan kemintraan antara petani dan PT. Nestlé adalah sebesar Rp. 131,51 sedangkan biaya transaksi dikarenakan lembaga pemasaran konvensional adalah Rp. 339,00. Biaya transaksi kemitraan telah didukung oleh PT. Nestlé tetapi biaya transaksi lembaga pemasaran yang konvensional lebih mahal dan lebih tidak efisien dibanding dengan yang melakukan kemitraan antara PT. Nestlé dan petani.

Kata kunci : Petani, Kemitraan, PT. Nestlé dan Biaya Transaksi

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI KOPI:  STUDI KASUS DESA NGARIP KECAMATAN ULU BELU PROVINSI LAMPUNG

Oleh :
Reny Andriyanty

Abstract

Reny Andriyanti, 2007. Analysis of Income Coffee Farm Business Case Study Countryside of Ngarip Distric Of Belu Provinsi Lampung.
Nusa Tani Journal Volume 7 Nomor 1 Juni 2007 : 55 – 74

             Coffee bean farmers are the biggest supplier of national coffee production. The Lampung coffee beans farmer, do traditional farming and do not aware with quality of their coffee beans in while, to produse NESCAFÈ, PT. Nestlé need coffee beans quality consistency. To solve the low quality of coffee beans produced by farmers, since 1994 PT. Nestlé have trainedthe farmer with pilot project is in Ngarip village district of Ulu Belu Lampung.  The relationship between PT. Nestlé and farmer is a partnership which done to improve the quality of coffee beans as well as farmer’s income. The aims of this study are to analyze income of farmer join the partnership vis-à-vis these outside the partnership. This study using survey study methods and gathered data are tabulated. Data analyze by Revenue-Cost Ration, Incremental B/C ratio continued t-test distribution,  Result of this study shows the partnership give good effect to increasing the coffee bean quality, farmer cultivation, benefits and farmer’s knowledge about moving market price. Revenue Cost Ratio analyze that R/C value for farmer join the partnership 2,14 and farmer who were not join the partnership is2,13. That comparison describe that the partnership effect were spread of others district besides Ngarip village. Based on incremental B/C Ratio value equal 2,15 and statistical is significant, the partnership give good effects to income farmers join the partnership than those who were not join thepartnership.

Key word : Coffee bean quality, Partnership, Farmer join the partnership, and Farmer were not join the
Partnership


Abstrak

             Petani biji kopi adalah penyalur yang paling besar dari produksi kopi nasional. Petani biji kopi Lampung, usahataninya dilakukan secara tradisional dan dan mereka tidak mengetahui mutu dari biji kopi mereka, sementara itu untuk memproduksi NESCAFÈ, PT. Nestlé memerlukan konsistensi biji kopi yang berkualitas. Untuk mengatasi mutu rendah dari biji kopi yang diproduksi oleh petani, sejak 1994 PT. Neslé sudah melatih petani dengan proyek percobaan di desa Ngarip Kecamatan Ulu Belu Lampung.  Hubungan antara PT. Neslé dan petani adalah suatu kemitraan yang melakukan untuk meningkatkan mutu dari biji kopi seperti halnya pendapatan petani. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis pendapatan petani yang bergabung dalam kemitraan vis-à-vis di luar kemitraan. Studi ini menggunakan metode dan data yang dikumpulkan ditabulasi. Data dianalisa dengan Revenue-Cost Rasio, Incremental B/C dilanjutkan dengan distribusi t-test.  Hasil dari studi ini menunjukkan kemitraan memberi pengaruh baik dalam meningkatkan mutu biji kopi, penanaman petani, manfaat dan pengetahuan petani tentang pergerakkan harga pasar. Analisis R/C Rasio menunjukkan bahwa nilai R/C petani yang bergabung dalam kemitraan 2,14 dan petani yang diluar kemitraan adalah 2,13. Berdasarkan Incremental B/C Ratio nilainya sama dengan 2,15 dan secara statistic adalah penting, kemitraan memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan pendapatan petani dibandingkan petani yang bergabung kemitraan.

Kata kunci : Mutu biji kopi, Kemitraan, Petani bergabung dengan kemitraan, dan Petani tidak bergabung dengan Kemitraan.


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar