Alternatif Penanggulangan
Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Usaha Kecil
Menengah (UKM)
Oleh:
Chuzaimah1), Karlin Agustina2), dan Arif Haryanto3)
Fakultas
Pertanian
Universitas IBA
Palembang
Email: chuzaimah@yahoo.co.id
Abstract
The Indonesia economic
development described the small medium enterprise as
important role. This caused its population low educated
and lived with small
business sector in both traditional and modern. Small
medium enterprise had strategic role in the
national economy. For facilitating the small medium enterprise
development also required one forum that involving all stakeholders such as SKPA/SKPK, the small medium enterprises asociation, banking access, commerce chamber and academics. This forum became a
communication channel, coordination and collaboration
between each stakeholder, then the development of small medium
enterprise done effectively
and synergy with the others. The Small medium
enterprise (UKM) could absorb a lot of labor. Its contribution to the Indonesian gross domestic product (GDP) was real. Based on BPS’s data in year 2007, the value of Indonesia's PDB reached 3,957,4 trillion rupiahs, and the
small medium enterpris contributed around 2.121,3 trillion rupiahs or 53,6 percent. The small
medium enterprise whom already developed, could be trigger many other business. It would affect the workforce also. The optimization of small medium enterprises could be as an
alternative to reduce poverty, which we spreaded the small medium enterprises throughout
society. Efforts needed the developing
of small medium enterprises, are: (1)
optimlized the function of KKMB for coaching and mentoring the small medium
enterprises who will apply for business loans, (2) socialized about profit and
loss sharing financing or venture capitals, (3) enhanced the role of credit
insurance agency for the small medium enterprises who had handicap for geting
the capital.
Keywords: Small medium enterprises (UKM , Poverty eradication, Economic growth.
Abstrak
Pada pembangunan perekonomian di Indonesia, UKM selalu digambarkan sebagai sektor
yang memiliki peranan penting. Hal ini dikarenakan sebagian besar jumlah
penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di
sektor tradisional maupun modern. UKM juga memiliki peran yang strategis dalam
pembangunan perekonomian nasional. Untuk memudahkan
pengembangan produk unggulan UKM, juga diperlukan semacam Forum Pembinaan UKM,
yang melibatkan para stakeholder (pemangku kepentingan) seperti SKPA/SKPK
terkait, asosiasi UKM, perbankan, Kadin, dan akademisi. Forum ini dapat menjadi
wadah komunikasi, koordinasi dan kolaborasi antar-stakeholder, sehingga
pengembangan produk unggulan UKM dapat dilakukan secara sinergis dan efektif.
Usaha kecil menengah (UKM) memang sektor yang mampu menyerap tenaga kerja
besar. Sumbangan buat produk domestik bruto (PDB) juga lumayan. Data BPS tahun
2007, nilai PDB Indonesia mencapai Rp3,957,4 triliun, UKM berkontribusi
Rp2.121,3 triliun atau 53,6 persen. UKM yang sudah berkembang dapat merangsang
munculnya pengusaha-pengusaha baru, yang nantinya dapat bepengaruh pada
penyerapan tenaga kerja. Optimalisasi UKM sebagai salah satu alternatif
penanggulangan kemiskinan adalah dengan cara mengembangkan UKM keseluruh
lapisan masyarakat. Upaya-upaya untuk mewujudkan UKM
sebagai penggerak perekonomiann nasional yaitu : (1) Mengoptimalkan peran KKMB
dalam membina dan melakukan pendampingan para UKM prospek yang akan mengajukan
permohonan kredit usaha, (2) mensosialisasikan pembiayaan bagi hasil atau modal
ventura, (3) Meningkatkan peran serta lembaga
penjamin kredit untuk
para UKM prospek
yang terbentur akan adanya persyaratan agunan.
Kata Kunci: Usaha kecil menengah (UKM), Pengentasan kemiskinan, Pertumbuhan ekonomi
1)
|
Dosen
Tetap Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas IBA Palembang
|
|
2)
|
Dosen
Tetap Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas IBA Palembang
|
|
3)
|
Alumni
Fakultas Pertanian Universitas IBA Palembang
|
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tinjauan Terhadap Kinerja Kemitraan Antara PT.XYZ Dengan Petani Kopi
Lampung
oleh:
Reny Andriyanty
Dosen Tetap Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian
Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:r.andriyanty.gmail.com
Abstract
Coffee
beans quality improvements can be done by farmers with improvement in terms of
harvesting, drying, storage and sorting.
But in fact buyers do not appreciate the differences of coffee bean
quality from farmers. It make farmers do
not want to improve their coffee beans quality.
Coffee beans consistency (flavored) as raw materials is critical to
PT.Nestlé, for producing NESCAFÉ. Based on this matter, PT.Nestlé provides
guidance and knowledge-transfering to farmers.
Training for farmers has been doing by PT.Nestlé in Lampung province since 1994. The
expectation of this activity are, that it can provide of coffee bean quality
improvement and also increasing of coffee plants productivity (Kurniawan,
1999). The purposes of this study is to
analyze the partnership between PT.Nestlé with coffee bean farmers in
Lampung. And if it happens, can this
partnership improve the quality of farmer’s coffee beans? The result of this
study showed that there is a vertical coordination between two parties. This
activity conducted by PT.Nestlé as supervisor and coffee bean farmers in Ngarip
Village as agent. Each party undertook
their own responsibility with distinct purpose but maintenanced beneficial
relationship and good synergy in agricultural workframe for both sides. This partnership has been able to improve the
quality of robusta coffee beans belongs of farmers. Before the partnership has done, the coffee
beans quality was low with water level than 20 percent and defect value more
than 250. After the partnership, the
Ngarip coffee bean farmers have been able to improve their coffee beans quality
with the water level 11.5 % and defect less than 80.
Key words: coffee
beans, farmers, quality improvement, partnership, vertically coordination.
Abstrak
Perbaikan
kualitas biji kopi dapat dilakukan oleh petani dengan melakukan perbaikan dalam
hal pemanenan, penjemuran, penyimpanan dan sortasi. Namun kenyataannya, para pembeli yaitu
pedagang pengumpul tidak membedakan harga antar kualitas. Akibatnya petani tidak terpacu untuk
memperbaiki kualitas kopinya. Konsistensi mutu (cita
rasa) bahan baku merupakan hal yang amat penting bagi PT. Nestlé untuk memproduksi NESCAFÉ. Berangkat dari hal tersebut maka PT. Nestlé
memberikan pembinaan dan transfer pengetahuan kepada petani. Pembinaan petani telah dilakukan oleh PT. Nestlé di
Propinsi Lampung sejak tahun 1994. Dengan harapan bahwa program ini dapat memberikan
sumbangsih pada perbaikan mutu dan cita rasa dan peningkatan
produktivitas kopi rakyat (kurniawan,
1999). Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bentuk kemitraan antara PT. Nestlé
dengan petani kopi di lampung yang berkaitan dengan peningkatan mutu kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembinaan
yang dilakukan mengarah pada terjadinya kordinasi vertikal antar lembaga
tataniaga. Pembinaan ini berjalan dengan
PT. Nestlé sebagai pembina dan Petani Kopi Desa Ngarip sebagai agent
yang dibina. Masing-masing pihak
melakukan tanggung jawabnya dengan tujuan yang berbeda tapi menimbulkan sinergi
yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Pembinaan ini telah berhasil
meningkatkan mutu biji kopi Robusta di tingkat petani. Sebelum dilakukan pembinaan oleh PT. Nestlé,
mutu kopi yang dihasilkan petani adalah kopi mutu asalan dengan kadar air lebih dari 20 persen dan nilai defect
lebih dari 250. Setelah dilakukan
pembinaan, petani telah mampu meningkatkan mutu kopi Robusta dari mutu asalan
menjadi mutu A1 dan A2 yaitu biji kopi dengan kadar air 11.5 persen dan defect
kurang dari 80.
Kata
Kunci: Biji kopi,
petani, peningkatan mutu, pembinaan, koordinasi.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Terhadap Hama
Wareng Batang Coklat (Nilaparvata lugens ) Pada Tanaman Padi
Oleh :
Yana Suryatna1) ,Tyas Pratiwi2) dan I Wayan Laba3)
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas
Nusa Bangsa Bogor
Email:tyas_irianto@yahoo.com
Abstract
This research aimed to test cees,
effectiveness of an insecticide neem plus, a dibble; and mimba against
mortalitas and wbc supress population on rice plants. Research carried out from march to june 2012
at balai research medicinal plants and aromatic ( balittro ) Bogor. Methods
used is use the experimental methods random complete ( ral ) with 10 3 deut.
treatment. Variable free in this study
consisted of types of pesticides and insecticides cees ( the active material of
vegetable sitronela 40.20 % and eugenol 8.5 % ), neem plus ( azadirachtin 0.3
%, the active ingredient sitronela 10 %, geraniol 4 % and 20 % ), eugenol
dibble ( the active ingredient sinamaldehide 4.25 % 39.28 % ), and of eugenol
the active ingredient azadirachtin mimba ( 0.6 % ) and insecticides synthetic (
the active ingredient imidakloprid 50 garzetta / l ), A method of spraying method namely. spray
insect ( topical spray ) and methods spray plant ( foliar spray ) with two
concentration namely concentration 2.5 mls / l and 5.0 mls / l and insecticides
synthetic ( the active ingredient imidakloprid 50 garzetta / l ) concentration
2,0 mls / l while variable jerusalem--the terikatnya mortalitas leafhoppers
stems brown ( nilaparvata lugens ) on rice plants. Results for methods foliar spray death
leafhoppers stems brown highest and lowest density of populations and one
generation to generation to two methods foliar spray ( spray plants ) found in
many mimba by concentration 5.0 mls / l. for methods topical spray ( spray
insects ) highest death leafhoppers brown stems and density of populations are
on treatment lowest dibble concentration 5.0 mls / l. From the results of
the study on pesticides can conclude with the active material of vegetable
mimba azadirachtin konsetrasi 5.0 mls / l effectively reducing wbc plant pest
in grain at the efficacy insektisidanya generation of 45 % and 45 %, second
generation under the insecticide active imidakloprid comparator made 50 gs / l
the one and two at the efficacy insektisidanya be reached 100 %.
Key words: Effectiveness, pesticides vegetable, reddish-brown stems;
leafhoppers rice a spray insects and a spray of plants.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas
insektisida Cees, Neem Plus, Cekam, dan Mimba terhadap
mortalitas serta menekan populasi WBC
pada tanaman padi. Penelitian dilaksanakan mulai
bulan Maret sampai Juni 2012 bertempat di Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatik (BALITTRO). Bogor. Metode yang
digunakan adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 10 perlakuan 3 ulangan. Variabel bebas pada penelitian ini terdiri
dari jenis insektisida yaitu pestisida nabati Cees (bahan aktif sitronela 40.20% dan eugenol
13.6%), Neem plus (bahan aktif azadirachtin 0.3%, sitronela 10%, geraniol 4%
dan eugenol 20%), Cekam (bahan aktif sinamaldehide 4.25% dan eugenol 39.28%),
Mimba (bahan aktif azadirachtin 0.6%) dan
insektisida sintetis (bahan aktif imidakloprid 50 g/l),
metode penyemprotan yaitu metode semprot serangga (topical spray) dan metode semprot tanaman (foliar
spray), dengan dua konsentrasi yaitu konsentrasi 2.5 ml/l dan 5.0 ml/l serta insektisida sintetis (bahan aktif imidakloprid 50 g/l) konsentrasi 2,0 ml/l sedangkan variabel terikatnya yaitu mortalitas Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi. Hasil penelitian untuk metode foliar spray kematian
wereng batang coklat tertinggi serta
kepadatan populasi terendah generasi ke satu maupun generasi ke dua metode
foliar spray (semprot tanaman) terdapat pada perlakuan Mimba dengan konsentrasi
5.0 ml/l. Untuk metode topical spray
(semprot serangga) kematian tertinggi wereng batang coklat dan kepadatan populasi
terendah terdapat pada perlakuan Cekam konsentrasi 5.0 ml/l. Dari
1)
|
Alumni Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa
|
2)
|
Dosen Tetap Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Nusa Bangsa
|
3)
|
Dosen Tetap Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Nusa Bangsa
|
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar