Minggu, 09 Maret 2014

Jurnal Nusa Tani Volume 12 No.2 Desember 2012

Alternatif Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM)

Oleh:

Chuzaimah1), Karlin Agustina2), dan Arif Haryanto3)

Fakultas Pertanian
Universitas IBA Palembang
Email: chuzaimah@yahoo.co.id


Abstract

The Indonesia economic development described the small medium enterprise as important role.  This caused its population low educated and lived with small business sector in both traditional and modern. Small medium enterprise had strategic role in the national economy. For facilitating the small medium enterprise development also required one forum that involving all stakeholders such as SKPA/SKPK,  the small medium enterprises asociation, banking access, commerce chamber and academics. This forum became a communication channel, coordination and collaboration between each stakeholder, then the development of small medium enterprise done effectively and synergy with the others.  The Small medium enterprise (UKM) could absorb a lot of labor. Its contribution to the Indonesian gross domestic product (GDP) was real. Based on BPS’s data in year 2007, the value of Indonesia's PDB reached 3,957,4 trillion rupiahs, and  the small medium enterpris contributed around 2.121,3 trillion rupiahs or 53,6 percent.  The small medium enterprise whom already developed, could be trigger many other business.  It would affect the workforce also.  The optimization of  small medium enterprises could be as an alternative to reduce poverty, which we spreaded  the small medium enterprises throughout society.  Efforts needed the developing of small medium enterprises, are:  (1) optimlized the function of KKMB for coaching and mentoring the small medium enterprises who will apply for business loans, (2) socialized about profit and loss sharing financing or venture capitals, (3) enhanced the role of credit insurance agency for the small medium enterprises who had handicap for geting the capital.


Keywords: Small medium enterprises (UKM , Poverty eradication, Economic growth.

Abstrak

             Pada pembangunan perekonomian di Indonesia, UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang memiliki peranan penting. Hal ini dikarenakan sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. UKM juga memiliki peran yang strategis dalam pembangunan perekonomian nasionalUntuk memudahkan pengembangan produk unggulan UKM, juga diperlukan semacam Forum Pembinaan UKM, yang melibatkan para stakeholder (pemangku kepentingan) seperti SKPA/SKPK terkait, asosiasi UKM, perbankan, Kadin, dan akademisi. Forum ini dapat menjadi wadah komunikasi, koordinasi dan kolaborasi antar-stakeholder, sehingga pengembangan produk unggulan UKM dapat dilakukan secara sinergis dan efektif. Usaha kecil menengah (UKM) memang sektor yang mampu menyerap tenaga kerja besar. Sumbangan buat produk domestik bruto (PDB) juga lumayan. Data BPS tahun 2007, nilai PDB Indonesia mencapai Rp3,957,4 triliun, UKM berkontribusi Rp2.121,3 triliun atau 53,6 persen. UKM yang sudah berkembang dapat merangsang munculnya pengusaha-pengusaha baru, yang nantinya dapat bepengaruh pada penyerapan tenaga kerja.  Optimalisasi UKM sebagai salah satu alternatif penanggulangan kemiskinan adalah dengan cara mengembangkan UKM keseluruh lapisan masyarakat Upaya-upaya untuk  mewujudkan UKM sebagai penggerak perekonomiann nasional yaitu : (1) Mengoptimalkan peran KKMB dalam membina dan melakukan pendampingan para UKM prospek yang akan mengajukan permohonan kredit usaha, (2) mensosialisasikan pembiayaan bagi hasil atau modal ventura, (3) Meningkatkan peran serta lembaga  penjamin  kredit  untuk  para  UKM  prospek   yang   terbentur  akan adanya persyaratan agunan. 

Kata KunciUsaha kecil menengah (UKM), Pengentasan kemiskinan, Pertumbuhan ekonomi





1)
Dosen Tetap Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas IBA Palembang
2)
Dosen Tetap Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas IBA Palembang
3)
Alumni Fakultas Pertanian Universitas IBA Palembang

------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Tinjauan Terhadap Kinerja Kemitraan Antara PT.XYZ Dengan Petani Kopi Lampung

oleh:

Reny Andriyanty

Dosen Tetap Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:r.andriyanty.gmail.com

Abstract

             Coffee beans quality improvements can be done by farmers with improvement in terms of harvesting, drying, storage and sorting.  But in fact buyers do not appreciate the differences of coffee bean quality from farmers.  It make farmers do not want to improve their coffee beans quality.  Coffee beans consistency (flavored) as raw materials is critical to PT.Nestlé, for producing NESCAFÉ.  Based on this matter, PT.Nestlé provides guidance and knowledge-transfering to farmers.  Training for farmers has been doing by PT.Nestlé  in Lampung province since 1994. The expectation of this activity are, that it can provide of coffee bean quality improvement and also increasing of coffee plants productivity (Kurniawan, 1999).  The purposes of this study is to analyze the partnership between PT.Nestlé with coffee bean farmers in Lampung.  And if it happens, can this partnership improve the quality of farmer’s coffee beans? The result of this study showed that there is a vertical coordination between two parties. This activity conducted by PT.Nestlé as supervisor and coffee bean farmers in Ngarip Village as agent.  Each party undertook their own responsibility with distinct purpose but maintenanced beneficial relationship and good synergy in agricultural workframe for both sides.  This partnership has been able to improve the quality of robusta coffee beans belongs of farmers.  Before the partnership has done, the coffee beans quality was low with water level than 20 percent and defect value more than 250.  After the partnership, the Ngarip coffee bean farmers have been able to improve their coffee beans quality with the water level 11.5 % and defect less than 80.

Key words: coffee beans, farmers, quality improvement, partnership, vertically coordination.

Abstrak

            Perbaikan kualitas biji kopi dapat dilakukan oleh petani dengan melakukan perbaikan dalam hal pemanenan, penjemuran, penyimpanan dan sortasi.  Namun kenyataannya, para pembeli yaitu pedagang pengumpul tidak membedakan harga antar kualitas.  Akibatnya petani tidak terpacu untuk memperbaiki kualitas kopinya.  Konsistensi mutu (cita rasa) bahan baku merupakan hal yang amat penting bagi PT. Nestlé  untuk memproduksi NESCAFÉ.  Berangkat dari hal tersebut maka PT. Nestlé memberikan pembinaan dan transfer pengetahuan kepada petani. Pembinaan petani telah dilakukan oleh PT. Nestlé di Propinsi Lampung sejak tahun 1994Dengan harapan bahwa program ini dapat memberikan sumbangsih pada perbaikan mutu dan cita rasa dan peningkatan produktivitas kopi rakyat  (kurniawan, 1999). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk kemitraan antara PT. Nestlé dengan petani kopi di lampung yang berkaitan dengan peningkatan mutu kopi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembinaan yang dilakukan mengarah pada terjadinya kordinasi vertikal antar lembaga tataniaga.  Pembinaan ini berjalan dengan PT. Nestlé sebagai pembina dan Petani Kopi Desa Ngarip sebagai agent yang dibina.  Masing-masing pihak melakukan tanggung jawabnya dengan tujuan yang berbeda tapi menimbulkan sinergi yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Pembinaan ini telah berhasil meningkatkan mutu biji kopi Robusta di tingkat petani.  Sebelum dilakukan pembinaan oleh PT. Nestlé, mutu kopi yang dihasilkan petani adalah kopi mutu asalan dengan kadar air  lebih dari 20 persen dan nilai defect lebih dari 250.  Setelah dilakukan pembinaan, petani telah mampu meningkatkan mutu kopi Robusta dari mutu asalan menjadi mutu A1 dan A2 yaitu biji kopi dengan kadar air 11.5 persen dan defect kurang dari 80.

Kata Kunci: Biji kopi, petani, peningkatan mutu, pembinaan, koordinasi.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Terhadap Hama Wareng Batang Coklat (Nilaparvata lugens )  Pada Tanaman Padi

Oleh :

Yana Suryatna1) ,Tyas Pratiwi2) dan I Wayan Laba3)

Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa Bogor
Email:tyas_irianto@yahoo.com

Abstract

             This research aimed to test cees, effectiveness of an insecticide neem plus, a dibble; and mimba against mortalitas and wbc supress population on rice plants.  Research carried out from march to june 2012 at balai research medicinal plants and aromatic ( balittro ) Bogor. Methods used is use the experimental methods random complete ( ral ) with 10 3 deut. treatment.  Variable free in this study consisted of types of pesticides and insecticides cees ( the active material of vegetable sitronela 40.20 % and eugenol 8.5 % ), neem plus ( azadirachtin 0.3 %, the active ingredient sitronela 10 %, geraniol 4 % and 20 % ), eugenol dibble ( the active ingredient sinamaldehide 4.25 % 39.28 % ), and of eugenol the active ingredient azadirachtin mimba ( 0.6 % ) and insecticides synthetic ( the active ingredient imidakloprid 50 garzetta / l ),  A method of spraying method namely. spray insect ( topical spray ) and methods spray plant ( foliar spray ) with two concentration namely concentration 2.5 mls / l and 5.0 mls / l and insecticides synthetic ( the active ingredient imidakloprid 50 garzetta / l ) concentration 2,0 mls / l while variable jerusalem--the terikatnya mortalitas leafhoppers stems brown ( nilaparvata lugens ) on rice plants.  Results for methods foliar spray death leafhoppers stems brown highest and lowest density of populations and one generation to generation to two methods foliar spray ( spray plants ) found in many mimba by concentration 5.0 mls / l. for methods topical spray ( spray insects ) highest death leafhoppers brown stems and density of populations are on treatment lowest dibble concentration 5.0 mls / l.  From the results of the study on pesticides can conclude with the active material of vegetable mimba azadirachtin konsetrasi 5.0 mls / l effectively reducing wbc plant pest in grain at the efficacy insektisidanya generation of 45 % and 45 %, second generation under the insecticide active imidakloprid comparator made 50 gs / l the one and two at the efficacy insektisidanya be reached 100 %.

Key words:    Effectiveness, pesticides vegetable, reddish-brown stems; leafhoppers rice a spray insects and a spray of plants.

Abstrak


          Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas insektisida  Cees, Neem Plus, Cekam, dan Mimba terhadap mortalitas serta menekan populasi  WBC pada tanaman padi.  Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juni 2012 bertempat di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO). Bogor.  Metode yang digunakan adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 10 perlakuan 3 ulangan. Variabel bebas pada penelitian ini terdiri dari jenis insektisida yaitu pestisida nabati  Cees  (bahan aktif sitronela 40.20% dan eugenol 13.6%), Neem plus (bahan aktif azadirachtin 0.3%, sitronela 10%, geraniol 4% dan eugenol 20%), Cekam (bahan aktif sinamaldehide 4.25% dan eugenol 39.28%), Mimba (bahan aktif azadirachtin 0.6%) dan insektisida sintetis (bahan aktif imidakloprid 50 g/l), metode penyemprotan yaitu metode semprot serangga (topical spray) dan metode semprot tanaman (foliar spray), dengan dua  konsentrasi yaitu konsentrasi 2.5 ml/l dan 5.0 ml/l serta insektisida sintetis (bahan aktif imidakloprid 50 g/l) konsentrasi 2,0 ml/l sedangkan variabel terikatnya yaitu mortalitas Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi.  Hasil penelitian untuk metode foliar spray kematian wereng batang coklat  tertinggi serta kepadatan populasi terendah generasi ke satu maupun generasi ke dua metode foliar spray (semprot tanaman) terdapat pada perlakuan Mimba dengan konsentrasi 5.0 ml/l. Untuk metode topical spray (semprot serangga) kematian tertinggi wereng batang coklat dan kepadatan populasi terendah terdapat pada perlakuan Cekam konsentrasi 5.0 ml/l.  Dari


1)
Alumni Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa
2)
Dosen Tetap Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa
3)
Dosen Tetap Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar