Senin, 30 Maret 2015

Jurnal Nusa Tani Volume 13 No.1 Juni 2013




Efektivitas Keberhasilan Persilangan Dalam Memproduksi Benih Hibrida Cabai (Capsicum annuum L.)

Oleh :

Mochamad Abdul Goni1), Aisyah2) dan Undang3)

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa
Email: jurnal.nusatani@yahoo.co.id

Abstrack

          Accuracy and precision of  flower shape and traversing time expected to improve in the chances of success for producing hybrid chili seed.  The aim of this research were: 1 ) to analyze the sucessfull chili traversing efectivity on chili flower maturing, 2) to analyze the sucessfull chili traversing efectivity on the difference of traversing time, and 3) to analyze the sucessfull chili traversing efectivity on the exactly of chili flower maturing and its traversing time that increased the number of hybrid chili seed.  The research design used group random design with 2 factorial pattern, were Factor A that their matering flower (1,2 and 3) and Factor B that traversing time (06.00-07.00 wib; 07.00-08.00; and 08.00-09.00 wib).  The results were: 1 ) the level of flower maturity very significant influenced the traversing, 2) the difference of traverisng time did not significant influence the chili traversing.  It meant whenever the time, the traversing will success if the flower ready for pollination and there were not any other factor that could fail the pollination adn 3) the interaction between of matering flower and time traversing were not signifanctly affecting a production of chilli breeding and the combination that made in this study also were not signifanctly affecting a production of chilli breeding.  The good combination happened when the flower maturing degree was “blommed” at the pollination was in time 07.00 – 08.00.

Keywords: Traversing, Chili, time traversing.

Abstrak


             Ketepatan bentuk bunga dan ketepatan waktu persilangan diharapkan dapat meningkatkan peluang keberhasilan persilangan dalam memproduksi benih hibrida cabai.  Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui efektifitas keberhasilan persilangancabaidilihatdariperbedaan tingkat kematanganbunga cabai, 2) Mengetahui efektifitas keberhasilan persilangan cabai dilihat dari perbedaan waktu persilangan, dan 3) Mengetahui efektifitas keberhasilan persilangan cabai dilihat dari perbedaan tingkat kematangan bunga dan waktu pelaksanaan persilangan cabai yang paling tepat sehingga dapat meningkatkan jumlah benih hibrida cabai yang diperoleh. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan pola faktorial dua faktor yaitu faktor A adalah tingkat kematangan bunga (1, 2 dan 3) dan faktor B adalah waktu pelaksanaan (pukul06.00-07.00 WIB; Pukul07.00-08.00 WIB; dan Pukul08.00-09.00 WIB). Hasil penelitian adalah: 1) Tingkat kematangan bunga berpengaruh sangat nyata terhadap persilangan. Adapun tingkat kematangan bunga yang paling bagus adalah tingkat kematangan bunga mekar belum terjadi penyerbukan karena kesiapan putik sudah mencukupi untuk dibuahi, 2) Perbedaan waktu persilangan tidak berpengaruh nyata terhadap persilangan. Artinya baik persilangan dilakukan pada waktu yang digunakan antara  06.00 – 07.00, 07.00 – 08.00 ataupun 08.00 – 09.00 akan berhasil asalkan bunga sudah siap dibuahi dan tidak ada faktor lain yang mengakibatkan persilangan tersebut gagal atau rontok, dan 3) Interaksi antara tingkat kematangan bunga dan perbedaan waktu persilangan tidak berpengaruh nyata terhadap pemuliaan tanaman cabai yang mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi benih hibrida cabai, kombinasi yang dilakukan dalam penelitian tidak berpengaruh nyata terhadap persilangan. Adapun kombinasi yang terlihat lebih bagus ialah tingkat kematangan bunga mekar dengan waktu penyerbukan dengan waktu pukul 07.00 – 08.00.

Kata kunci: Persilangan, Cabai, waktu persilangan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pengembangan Potensi Perekonomian suatu Wilayah Melalui Perdagangan

oleh:
Reny Andriyanty

Dosen Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa
Email:reny.andriyanty@pnsmail.go.id

Abstract

        City as the part of area system could not be separated from wider area which consists of urban areas and rural areas.  Regarding the problem of rural areas, the purpose of this research were:  to analyze how the rural area can develop and become productive through trade dan identified all factors that support it.  This was a descriptive research by the study of literature method.  The result of this study showed that: 1) the main objective of area planning were how it could integrate sub-regional area economic into regional area and also national economic; and how the plan of the area development must be effective and subjective matters based on actual matter, 2) the good  development of transportation and communication that both of them could connect each area based on aglomeration, 3) area linkage became a base of benefecialy trading between each area caused by absolute or relative advantage, 4) focused on the devolopment of economical activities that had comparatif advantage for their natural resources, 5) The implication of monetary and fiscal policy to support the economy, especially inter-rural trading that oriented on welfare and the creation of business for all people.
Keywords: Area, development area, trading.
Abstrak

             Kota sebagai bagian dari sistem wilayah yang tidak dapat dipisahkan dari wilayah yang lebih luas yang terdiri dari urban area (sub-wilayah perkotaan) dan rural areas (sub-sub wilayah pedesaan).  Terkait masalah rural areas, maka tujuan penelitian ini adalah perlunya analisis bagaimana suatu lokasi rural dapat dikembangkan sehingga menjadi produktif melalui perdagangan dan identifikasi faktor-faktor yang dapat mendukungnya.  Penelitian ini adalah penelitian deskriptif  dengan metode studi literatur.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) yang utama dari perencanaan wilayah adalah bagaimana perencanaan pembangunan wilayah mampu mengintegrasikan perekonomian wilayah-wilayah sub-regional dengan wilayah regional dan perekonomian nasional, dan bagiamana perencanaan pembangunan wilayah tersebut harus efektif dimana unsur-unsur subyektivitas harus benar-benar diletakan diatas unsur realitas, 2) Perlu dibangun jalur tranportasi dan komunikasi yang lebih baik di seluruh wilayah sub-regional sehingga masing-masing wilayah akan terkoneksi melalui metode aglomerasi, 3) Keterkaitan wilayah menjadi dasar bagi berkembangnya perdagangan yang saling menguntungkan baik perdagangan antar wilayah atau perdagangan antar sub-wilayah dan antara wilayah dengan sub-wilayah baik yang disebabkan oleh adanya faktor perbedaan yang bersifat mutlak maupun perbedaan sumber daya yang bersifat relatif, 4) Keunggulan komparatif adalah suatu kegiatan ekonomi yang menurut perbandingan lebih menguntungkan bagi pengembangan suatu wilayah karena ketersediaan sumber daya yang dimilikinya, 5) Perlunya penerapan kebijakan moneter dan fiskal yang mendukung perekonomian terutama perdagangan antar wilayah yang berorietasi pada kesejahteraan dan menciptakan iklim berusaha bagi seluruh masyarakat.
Kata Kunci:  Wilayah, pengembangan wilayah, perdagangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar