Jurnal Nusa Tani Volume 13 No.1 Juni 2013
Efektivitas
Keberhasilan Persilangan Dalam Memproduksi Benih Hibrida Cabai (Capsicum annuum L.)
Oleh :
Mochamad
Abdul Goni1), Aisyah2) dan Undang3)
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa
Email: jurnal.nusatani@yahoo.co.id
Abstrack
Accuracy and precision of flower shape and traversing time expected to improve
in the chances of success for producing hybrid chili seed. The aim of this research were: 1 ) to analyze
the sucessfull chili traversing efectivity on chili flower maturing, 2) to
analyze the sucessfull chili traversing efectivity on the difference of
traversing time, and 3) to analyze the sucessfull chili traversing efectivity
on the exactly of chili flower maturing and its traversing time that increased
the number of hybrid chili seed. The
research design used group random design with 2 factorial pattern, were Factor
A that their matering flower (1,2 and 3) and Factor B that traversing time
(06.00-07.00 wib; 07.00-08.00; and 08.00-09.00 wib). The results were: 1 ) the level of flower
maturity very significant influenced the traversing, 2) the difference of
traverisng time did not significant influence the chili traversing. It meant whenever the time, the traversing
will success if the flower ready for pollination and there were not any other
factor that could fail the pollination adn 3) the interaction between of
matering flower and time traversing were not signifanctly affecting a
production of chilli breeding and the combination that made in this study also
were not signifanctly affecting a production of chilli breeding. The good combination happened when the flower
maturing degree was “blommed” at the pollination was in time 07.00 – 08.00.
Keywords:
Traversing, Chili, time traversing.
Abstrak
Ketepatan
bentuk bunga dan ketepatan waktu persilangan diharapkan dapat meningkatkan
peluang keberhasilan persilangan dalam memproduksi benih hibrida cabai. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui
efektifitas keberhasilan persilangancabaidilihatdariperbedaan tingkat
kematanganbunga cabai, 2) Mengetahui efektifitas keberhasilan persilangan cabai
dilihat dari perbedaan waktu persilangan, dan 3) Mengetahui efektifitas
keberhasilan persilangan cabai dilihat dari perbedaan tingkat kematangan bunga
dan waktu pelaksanaan persilangan cabai yang paling tepat sehingga dapat
meningkatkan jumlah benih hibrida cabai yang diperoleh. Rancangan yang
digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan pola faktorial dua faktor yaitu
faktor A adalah tingkat kematangan bunga (1,
2 dan 3) dan faktor B adalah waktu pelaksanaan (pukul06.00-07.00 WIB; Pukul07.00-08.00 WIB; dan Pukul08.00-09.00 WIB). Hasil
penelitian adalah: 1) Tingkat kematangan bunga berpengaruh sangat nyata
terhadap persilangan. Adapun tingkat kematangan bunga yang paling bagus adalah
tingkat kematangan bunga mekar belum terjadi penyerbukan karena kesiapan putik
sudah mencukupi untuk dibuahi, 2) Perbedaan waktu persilangan tidak berpengaruh
nyata terhadap persilangan. Artinya baik persilangan dilakukan pada waktu yang
digunakan antara 06.00 – 07.00, 07.00 –
08.00 ataupun 08.00 – 09.00 akan berhasil asalkan bunga sudah siap dibuahi dan
tidak ada faktor lain yang mengakibatkan persilangan tersebut gagal atau
rontok, dan 3) Interaksi antara tingkat kematangan bunga dan perbedaan waktu
persilangan tidak berpengaruh nyata terhadap pemuliaan tanaman cabai yang
mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi benih hibrida cabai, kombinasi yang
dilakukan dalam penelitian tidak berpengaruh nyata terhadap persilangan. Adapun
kombinasi yang terlihat lebih bagus ialah tingkat kematangan bunga mekar dengan
waktu penyerbukan dengan waktu pukul 07.00 – 08.00.
Kata kunci:
Persilangan, Cabai, waktu persilangan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengembangan Potensi Perekonomian suatu Wilayah Melalui
Perdagangan
oleh:
Reny Andriyanty
Dosen Program Studi
Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Bangsa
Email:reny.andriyanty@pnsmail.go.id
Abstract
City
as the part of area system could not be separated from wider area which
consists of urban areas and rural areas.
Regarding the problem of rural areas, the purpose of this research
were: to analyze how the rural area can develop
and become productive through trade dan identified all factors that support
it. This was a descriptive research by the
study of literature method. The result
of this study showed that: 1) the main objective of area planning were how it
could integrate sub-regional area economic into regional area and also national
economic; and how the plan of the area development must be effective and subjective
matters based on actual matter, 2) the good development of transportation and
communication that both of them could connect each area based on aglomeration,
3) area linkage became a base of benefecialy trading between each area caused
by absolute or relative advantage, 4) focused on the devolopment of economical
activities that had comparatif advantage for their natural resources, 5) The
implication of monetary and fiscal policy to support the economy, especially inter-rural
trading that oriented on welfare and the creation of business for all people.
Keywords: Area, development area,
trading.
Abstrak
Kota sebagai bagian dari sistem wilayah yang tidak dapat
dipisahkan dari wilayah yang lebih luas yang terdiri dari urban area
(sub-wilayah perkotaan) dan rural areas (sub-sub wilayah pedesaan). Terkait masalah rural areas, maka tujuan penelitian ini adalah perlunya analisis
bagaimana suatu lokasi rural dapat dikembangkan sehingga menjadi produktif
melalui perdagangan dan identifikasi faktor-faktor yang dapat
mendukungnya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) yang utama dari perencanaan wilayah adalah bagaimana perencanaan
pembangunan wilayah mampu mengintegrasikan perekonomian wilayah-wilayah
sub-regional dengan wilayah regional dan perekonomian nasional, dan bagiamana
perencanaan pembangunan wilayah tersebut harus efektif dimana unsur-unsur
subyektivitas harus benar-benar diletakan diatas unsur realitas, 2) Perlu dibangun jalur tranportasi dan komunikasi yang lebih baik
di seluruh wilayah sub-regional sehingga masing-masing wilayah akan terkoneksi
melalui metode aglomerasi, 3) Keterkaitan
wilayah menjadi dasar bagi berkembangnya perdagangan yang saling menguntungkan
baik perdagangan antar wilayah atau perdagangan antar sub-wilayah dan antara
wilayah dengan sub-wilayah baik yang disebabkan oleh adanya faktor perbedaan
yang bersifat mutlak maupun perbedaan sumber daya yang bersifat relatif,
4) Keunggulan komparatif adalah
suatu kegiatan ekonomi yang menurut perbandingan lebih menguntungkan bagi
pengembangan suatu wilayah karena ketersediaan sumber daya yang dimilikinya, 5) Perlunya
penerapan kebijakan moneter dan fiskal yang mendukung perekonomian terutama
perdagangan antar wilayah yang berorietasi pada kesejahteraan dan menciptakan
iklim berusaha bagi seluruh masyarakat.
Kata Kunci: Wilayah, pengembangan wilayah, perdagangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar